RIAU ONLINE, PEKANBARU - Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Pekanbaru mengapresiasi langkah Pemerintah dalam menerapkan bahasa Melayu dalam operasional Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II.
Hal tersebut sampaikan oleh Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Kota Pekanbaru, Said Usman Abdullah. Menurutnya konsep seperti ini juga harus diterapkan di berbagai sektor di Pekanbaru agar nuansa Melayu bisa hidup.
"Pemerintah memang harus memulai mengimbau, orang yang hidup di sini harus sadar bahwa mereka sedang di bumi melayu, ciptakan suasana sejuk khas Melayu," ungkap Politisi PAN ini, Senin, 30 Juli 2018.
Dikatakan Said, pemerintah bisa menyasar imbauan ini kepada pengusaha yang berinvestasi di Riau, dan buat perjanjian dengan setiap investor yang akan masuk, terutama yang berhubungan langsung dengan publik.
"Gerai-gerai harus memutar lagu Melayu, apalagi yang berskala internasional seperti Starbuck, KFC, dan lainnya. Begitu juga dengan bank, sambil menunggu antrean masyarakat bisa menikmati musik Melayu," jelasnya.
"Bukannya putar lagu-lagu tidak jelas, apalagi lagu yang tidak mencerminkan Melayu sebagai daerah yang kental dengan Islamnya," jelasnya lagi.
Lebih lanjut, Said mencontohkan eksistensi Betawi di Kota Jakarta, dimana meskipun jumlah mereka bukan mayoritas tapi eksistensi Betawi masih sangat kental terasa.
"Walaupun jumlah mereka cuma sekian persen, tapi budaya Betawi masih eksis di sana. Ini yang harus diikuti," ulasnya.
Setelah diresmikan pada 25 Juni oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, secara resmi Bandara SSK II Pekanbaru menambahkan bahasa Melayu yang sebelumnya telah didahului oleh penggunaan bahasa Indonesia dan Inggris.
Aksi ini merupakan bentuk kepedulian dari daerah dalam program penguatan muatan lokal yang sebelumnya hanya diperkenalkan pada sekolah-sekolah.