RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tokoh masyarakat Pekanbaru Said Usman Abdullah, mengaku sangat prihatin atas kesejahteraan dan keberlangsungan hidup anak-anak Riau, khususnya di sektor pendidikan.
Berdasarkan laporan yang ia terima dari masyarakat Kota Pekanbaru, masih banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh masyarakat terkait sulitnya mendapatkan pendidikan di Riau, khususnya Pekanbaru.
"Setiap tahun selalu ada kesulitan, tingkat kesadaran masyarakat tinggi untuk pendidikan, tapi perhatian pemerintah kurang," ungkap Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini, Sabtu, 28 Juli 2018.
Harusnya, lanjut politisi yang akrab disapa SUA ini, pemerintah kota maupun provinsi bisa mengakomodir kebutuhan masyarakat di sektor pendidikan terlebih adanya kebijakan bahwa 20 persen APBD dan APBN diperuntukkan untuk pendidikan.
"Kasihan kita di sana, pemerintah harus memfasilitasi, hitung berapa jumlah kebutuhan sekolah, apa gunanya program kebijakan 20 persen APBD untuk pendidikan?" Imbuhnya.
Lebih lanjut, SUA juga menerima laporan adanya masyarakat yang kesulitan memasukkan anaknya ke sekolah karena keterbatasan kuota.
"Gimana mau mencerdaskan kehidupan bangsa, kita sekolah saja berebut. Kalau perlu bangun sekolah lagi, jangan bangun kantor ini itu tapi efeknya ke masyarakat tidak ada," imbuhnya lagi.
Selain kesulitan masuk sekolah, masyarakat juga mengeluhkan masih adanya pungutan yang dilakukan sejumlah sekolah negeri.
"Kalau hanya bayar baju atau buku, berapalah itu, ini menjadi fenomena setiap tahun ajaran baru. Ini juga alasan saya mau maju Pilwako 2017, saya ingin mengubah sistem ini," ucapnya.
Dalam diskusi yang dihadiri 8 komunitas PAUD di Kecamatan Tampan ini, SUA diundang oleh panitia karena dianggap sebagai tokoh masyarakat Riau tempat masyarakat mengadukan nasibnya.
"Mereka juga tahu saya akan maju di Pileg 2019 nanti, dan mereka minta saya menyuarakan ini," tutupnya.