RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kekalahan Walikota Pekanbaru Firdaus di pergelaran Pilgubri 2018 untuk zona Pekanbaru, menyita perhatian sejumlah pihak. Pasalnya, Pekanbaru harusnya bisa menjadi basis lumbung suara Firdaus.
Spekulasi pun bermunculan, banyak yang menduga kekalahan Firdaus ini imbas dari kekalahannya di perebutan kursi Ketua DPC Demokrat Pekanbaru beberapa bulan lalu.
Menanggapi hal ini, Pengamat Politik Saiman Pakpahan menilai dua hal tersebut sama sekali tidak berkaitan. Pasalnya dalam Pilgubri kali ini variabel sosok menjadi penentu.
"Tidak ada hubungannya, karena ini sosok betul yang dijual kepada masyarakat, Pak Syamsuar ini kan sosoknya terkenal sederhana dan berprestasi," ujarnya, Selasa 3 Juli 2018.
Berdasarkan pandangannya, Ketua DPC Demokrat Riau yang menggantikan Firdaus, Agung Nugroho cukup militan dalam melakukan upaya pemenangan di Pekanbaru.
"Secara partai, Agung ini cukup militan, tapi kadang kala memang terjadi fragmentasi, pilihan berbeda di dalam partai, mungkin ini yang menjadi masalah," jelas Dosen Universitas Riau ini.
Baca Juga Pasca Kekalahan Pilgubri, Demokrat Yakin Firdaus Akan Bertahan
Fragmentasi ini lanjut Saiman, bisa disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya proses seleksi yang dilakukan oleh partai dalam mengusung jagoannya di pertarungan merebut Riau 1.
"Salah satunya proses seleksi di Partai, apakah terlalu longgar sehingga ada yang tidak menyukai kader pilihan partai, tugas ketua ya mengkonsolidasikan ini," tambahnya.
"Sudah optimalkah langkah pimpinan partai dalam mengkonsolidasinya?" tutupnya.