Rektor Unri Aras Mulyadi bersama Kapolda Riau Irjen Pol Nandang saat memberikan keterangan pers terkait penangkapan 3 terduga teroris di kampus Unri
(RIAUONLINE.CO.ID/Yan)
RIAUONLINE, JAKARTA - Rektor Universitas Riau Aras Mulyadi terancam dipecat dari jabatannya menyusul adanya dugaan aktivitas terorisme yang diungkap Detasemen Khusus 88 Antiteror di gelanggang mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unri, Sabtu kemarin.
"Kemungkinan [pemecatan]. Lihat tingkat kesalahannya. Kalau dia adalah pendukung, lain lagi urusannya," ujar Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir, di Jakarta, Senin (4/6), sebagaimana dilansir dari CNN Indonesia.
Saat ini, Nasir menyebut pihaknya sedang memeriksa Aras secara intensif untuk memastikan apakah temuan terduga teroris di Unri adalah karena kelalaiannya sebagai rektor atau bukan.
"Ini belum kami pelajari. Kami lagi mengumpulkan data dan informasi karena kampus harus betul-betul bebas dari radikalisme. Harus bersih. Tidak boleh lagi," kata Nasir.
Mantan rektor Universitas Diponegoro itu akan memanggil para rektor perguruan tinggi negeri (PTN) dan lembaga Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) untuk mencegah kasus Unri terulang.
"Nanti tanggal 25 Juni saya akan kumpulkan rektor PTN, direktur, politeknik, kopertis akan saya kumpulkan dan bicara detail bagaimana cara sistem pengamanan dalam kampus," kata Nasir.
Terkait pencegahan radikalisme di kampus, Nasir berencana memasukkan ilmu sosial dasar sebagai kurikulum wajib mahasiswa eksakta dan ilmu alamiah dasar untuk mahasiswa sosial humaniora.
Rencana tersebut berkenaan dengan pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyebut mahasiswa eksakta lebih mudah terpengaruh paham radikalisme.
"Ini sudah mulai masuk tahun ini. Saya suruh masukan kurikulum," ujarnya.
Pada Sabtu (2/6), Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap seorang terduga teroris di Universitas Riau berinisial MNZ.
MNZ merupakan mantan mahasiswa Unri. Ia ditangkap sekitar pukul 13.30 WIB di dalam Kampus Unri.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menjelaskan pada pukul 13.30 WIB, Densus melakukan penggeledahan di kampus Unri Fakultas Fisipol, Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Polisi juga menemukan bom rakitan di kampus tersebut.
Sementara itu, Aras menyebut pihak kampus sama sekali tidak mencurigai seluruh kegiatan, terutama yang melibatkan alumni di salah satu perguruan tinggi tertua di Riau tersebut.
Atas dasar itu, Aras mengaku sangat menyayangkan insiden tersebut. Terlebih, terduga teroris menggunakan gelanggang mahasiswa untuk menutup jejak pembuatan bom rakitan yang diduga bakal dipakai menyerang DPR dan DPRD Riau.