Tak Ada Izin Amir JAD, Permintaan Bom oleh Penyerang Mapolda Riau tak Dipenuhi Zamzam

material-bom.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/Yan)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Syahrul Mubarak, Ketua Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Sakai FISIP Universitas Riau 2006-2008, masih ingat peristiwa penyerangan Mapolda Riau oleh empat penyerang kelompok Jemaah Ansharut Daulad (JAD) Dumai dipimpin Pak Ngah alias Mursalin alias Ical. 

Ketika itu, cerita Syahrul secara khusus kepada RIAUONLINE.CO.ID, gerak-gerik peracik bom dengan kualitas daya ledak tinggi, Muhammad Nur Zamzam (MNZ) alias Zega, sudah mencurigakan. 

"Apalagi, di depan kawan-kawan ia memperlihatkan peledak dengan ukuran sangat kecil. Ia main-mainkan dan ia ledakkan. Memang bunyi kecil, lebih besar daripada mercun. Tapi kita sudah ingatkan, jangan kau bawa barang itu (bom) ke kampus," kata Syahrul mengenang peristiwa sebelum Ramadan lalu. 

Baca Juga: 

Inilah Kesaksian Alumni Saat Detik-Detik Peracik Bom Ditangkap Densus 88

2017, Mahasiswa Unri Boikot Seminar Radikalisme BNPT Di Kampus

Mapolda Riau, Rabu, 16 Mei 2018, diserang oleh lima orang menggunakan kendaraan Toyota Avanza. Empat penyerang dari kelompok JAD tewas bersinbah darah usai ditembak kepolisian. Sedangkan seorang lainnya, ditangkap hidup-hidup. 

Sedangkan seorang Anggota Polantas Polda Riau, Ipda Auzar menjadi korban tabrak mobil teroris dan dua wartawan ikut jadi korban serta dua polisi mengalami luka hunusan samurai. 



 

Terlontarlah dari mulut Zega, tutur Syahrul, sebelum penyerangan Mapolda Riau, Pak Ngah sempat menghubungi dirinya meminta bom yang sudah berhasil dirakitnya. Namun, tak dikabulkan, karena tak ada perintah atau izin dari Amir Zega. 

"Ketika itu, kami setengah percaya dan tidak, Zega mengatakan, teroris penyerang Mapolda Riau sempat hubunginya untuk meminta bom guna bunuh diri menyerang Mapolda Riau," kata Syahrul, Sabtu malam, 2 Juni 2018. 

Ia juga memprediksi, tinggal menunggu waktu saja, Zamzam ini dibekuk Densus 88 Anti-Teror. "Kami sudah memprediksi, tinggal menunggu waktu saja Densus 88 datang dan menangkap Zega," ujarnya. 

Sementara itu, di Mabes Polri, Kepala Divisi Humas, Irjen Pol Setyo Wasisto, seperti diberitakan suara.com, jaringan RIAUONLINE.CO.ID, Minggu, 3 Juni 2018, mengatakan, Zamzam merupakan otak dari perakitan bom untuk diledakkan di DPRD Riau dan DPR RI sekaligus jaringan JAD.

Klik Juga: 

Perakit Bom Di Unri, Z, Ajak Rekannya Amaliah Dengan Bom Bunuh Diri

Seperti Di Surabaya, Bom Dari Kampus Unri Berdaya Ledak Tinggi

"Tersangka MNZ terkait jaringan Batty Bagus Nugraha alias Kholid, kelompok JAD yang tewas dalam penangkapan kelompoknya di Bekasi dan JAD Pekalongan, Minggu 13 Mei 2018 di Terminal Pasir Hayam, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat," ujar Setyo di lobi Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan.

BUSUR, panah dan senjata angin ditemukan dan disita oleh aparat kepolisian dari Homestay Mapala Sakai FISIP Universitas Riau, Sabtu, 2 Juni 2018, Kampus Unri Panam.

Kemudian Zamzam, jelas Setyo, juga terkait dengan Kholis alias Ibad alias Jundi yang ditangkap pada 19 Januari 2016. Tidak hanya itu, Zamzam juga terkait dengan jaringan terorisme dipimpin Pak Ngah, kelompok penyerang Mapolda Riau, Rabu 16 Mei 2018.

"Tersangka mengakui bahwa sebelum penyerangan Polda Riau, Pak Ngah dan kelompoknya pernah memesan untuk dibuatkan bom, kepada bersangkutan," tuturnya.

Sebelumnya, Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap tiga orang terduga teroris dari kampus Universitas Riau, Kota Pekanbaru, Sabtu. Dalam penangkapan itu Densus 88 menyita sejumlah barang yang diduga bom.

"Terduga tiga orang (teroris) yang berhasil diamankan itu, yaitu berada di kampus Unri," kata Kapolda Riau Irjen Nandang. Ketiganya, selain MNZ, ada B, lulusan Administrasi Negara FISIP Universitas Riau dan K, lulusan Komunikasi FISIP Unri.