RIAU ONLINE, PEKANBARU - Salah satu perawat pohon kurma di Masjid Al Falah Darul Muttaqin, Jalan Sumatera, Pekanbaru, yang juga bekerja dalam grup Western Date Palm (WDP) berbasis di Thailand, Tan Hendri mengatakan bahwa bibit kurma yang ditanami di masjid tersebut didatangkan langsung dari negeri gajah putih, Thailand.
"Bibit yang ada di sini merupakan bibit berjenis Barhi yang kami datangkan langsung dari Thailand," katanya di halaman Mesjid, Jumat, 25 Mei 2018.
Menurutnya, tidak hanya bibit, tata cara perawatan sampai pupuk juga dipasok dari Thailand. Alasannya, karena iklim wilayah itu sama dengan yang ada di Indonesia. Selain itu, Thailand selangkah lebih maju dari Indonesia dalam membudidayakan tanaman yang begitu populer jika telah memasuki bulan Ramadan seperti saat ini.
Dilansir dari halaman merdeka.com, kurma Barhi masuk dalam 10 jenis kurma yang populer di Dunia. Dalam bentuk ruthob akan mirip seperti silinder, berwarna kuning sawo terang dan berwarna coklat ketuaan. Sedangkan jika matang, maka teksturnya akan lembut dengan daging yang tebal dan rasanya sedikit seperti karamel.
Tan menambahkan, setelah bibit berusia tiga tahun, beberapa bibit akan disebar di halaman parkir masjid dan dipupuk menggunakan pupuk padat majemuk NPK dari Thailand.
Baca Juga Untuk Pertama Kalinya, Pohon Kurma Di Masjid Pekanbaru Ini Dipanen
"Setelah kita tanam, kita rawat seperti biasa. Untuk nutrisinya berasal dari NPK 82424 yang tidak ada di Indonesia di tabur di sekeliling pohon," jelasnya.
Setelah berhasil berbuah untuk pertamakalinya, buah kurma kemudian ditutup dengan wadah khusus untuk menjaga agar buah tidak jatuh dan rontok akibat air hujan dan gangguan lainnya.
"Jadi kurma ini sama seperti kurma lainnya. Hanya saja baru belajar berbuah. Diperkirakan, pohon ini mampu bertahan di usia 90 tahun dengan memasuki masa panen maksimal di usia tujuh tahun mencapai 100-300 kg untuk dalam sekali panen," tegasnya.
Untuk pertama kalinya, pohon kurma jenis Barhi yang tumbuh subur di Masjid Alfalah Darul Muttaqin menghasilkan buah yang cukup berlimpah dan bahkan, siap dipanen.
Salah satu Ustad kondang di masyarakat Pekanbaru, Musthafa Umar mengatakan bahwa panen perdana ini mematahkan anggapan dari masyarakat Riau bahwa pohon kurma hanya bisa ditanam namun tidak bisa menghasilkan buah yang maksimal di Riau.
"Panen perdana ini mematahkan anggapan bahwa banyak orang menyangka bahwa di Riau pohon kurma hanya bisa ditanam tetapi tidak mungkin untuk berbuah. Karena tidak ada yang menyangka untuk memanen buahnya," katanya usai memanen buah kurma di halaman masjid yang berada di Jalan Sumatera itu, Jumat, 25 Mei 2018.