RIAU ONLINE - Sehari jelang Ramadan, teror masih mengancam Indonesia. Rabu, 16 Mei 2018, pagi, sekitar enam orang menumpangi Avanza putih tiba-tiba menerobos masuk ke halaman Mapolda Riau dengan menabrakkan mobil mereka.
Seorang polisi dan seorang wartawan menjadi korban dalam insiden penyerangan ini. Polisi itu adalah Ipda Auzar, yang bertugas di Ditlantas Polda Riau. Ipda Auzar menghembuskan nafas terakhir setelah satu jam dirawat di RS Bhayangkara.
Gugur Ipda Auzar mengundang simpati dari banyak pihak. Sosok Perwira Administrasi II SIM di Subditregident Ditlantas Polda Riau itu dinilai menginspirasi. Berikut lima fakta di balik sosok Ipda Auzar, seperti dirangkum dari Liputan6.com, Kamis, 17 Mei 2018.
1. Tewas usai Salat Duha
Ipda Auzar baru saja selesai menunaikan salat Duha di lantai II Masjid Polda Riau yang berjarak dua meter dari pintu keluar yang berada di samping Mapolda Riau.
Ketika turun dari Masjid, ia menuju pagar samping yang menjadi pintu keluar. Di sana, mobil Avanza yang ditumpangi terduga teroris mendadak menabrak korban serta dua jurnalis televisi yang berada di lokasi.
Setelah menabrak Ipda Auzar, seorang terduga teroris lantas kabur, namun berhasil dibekuk saat bersembunyi di plafon rumah warga, di belakang kediaman dinas Wakapolda Riau.
Dalam penyerangan itu, lima orang meninggal dunia. Empat terduga teroris dan seorang polisi, yakni Ipda Auzar.
Baca Juga Wakapolri Kenang Ipda Auzar Yang Gugur Saat Penyerangan Mapolda Riau
2. Pecinta Sepeda Ontel
Sudah lima tahun terakhir ini, Ipda Auzar aktif dalam komunitas Laskar Sepeda Tua Pekanbaru. Menurut Ketua komunitas pecinta sepeda ontel itu, Fajar Daulay, Ipda Auzar selalu mendukung moral dan material untuk komunitas itu.
"Dia tidak malu pake baju dinas polisinya setiap kegiatan, terutama saat Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus dan Hari Pahlawan 10 November. Jadi kami merasa kehilangan," katanya.
Fajar mengatakan almarhum pada minggu pekan lalu masih sempat naik ontel bersama anggota komunitas itu keliling Kota Pekanbaru.
"Yang saya salut dari beliau adalah, dia sering ke kantor dan kegiatan lainnya pake sepeda ontelnya tua itu," kata Fauzar mengenang sosok almarhum.
3. Asuh 500 anak yatim
Polisi kelahiran Tanjung Alam, 9 November 1962 itu meninggalkan seorang istri, tiga anak dan seorang cucu. Sosoknya meninggalkan kesan mendalam bagi Direktur Lalu Lintas Polda Riau Kombes Rudi Syarifuddin, di direktorat itu, Auzar selalu berdinas.
Rudi mengatakan, Auzar selama ini dikenal sebagai polisi berjiwa sosial tinggi. Bahkan, Ipda Auzar mengasuh sekitar 500 anak yatim.
"Ada panti asuhannya, 500 anak yatim diasuhnya," kata Rudy.
Klik Juga Ketua RW: Ipda Auzar Panutan Bagi Kami
4. Guru ngaji dan Muazin
Dikenal sebagai muslim yang taat beribadah, Auzar juga sering mengajar mengaji dan tak jarang menjadi muazain jika sedang tidak bertugas.
"Sebelum masuk waktu salat, kita sering menjumpai almarhum menjadi muazin azan. Kadang kita jumpa almarhum di Masjid Nurul Falah, Jalan Sumatera, maupun di Masjid Al Hikmah, Jalan Sewu," ujar Asril Darma, Komisioner KPID Riau.
Ipda Auzar juga selalu aktif dalam kegiatan keagamaan yang dilakukan Polda Riau. Auzar selalu menghandel setiap kegiatan keagamaan yang ada.
"Dia juga seorang ustaz, rajin salat dan menjadi imam," katanya.
5. Pesan Terakhir Ipda Auzar
Dua jam sebelum serangan Mapolda Riau, Rabu sekitar pukul 07.15 WIB, Auzar sempat mengirimkan pesan terakhir dan doa melalui WhatssApp ke Wakapolri Komjen Syafruddin.
بِسْــــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم,
أالسلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Ya Allah, dipenghujung bulan Sya'ban ini ku kirimkan Do'a utk saudara-2 ku, sahabat-2 ku & orang-2 yg kuhormati serta orang-2 yg kucinta. Beri mereka kesehatan, tawadhu' dalam Iman, dan islam, keluarga yg bahagia, rizki yg barokah, serta terimalah amal ibadahnya dan pertemukanlah mereka dengan Ramadhan yg segera datang ini.
آمِيّنْ آمِيّنْ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن
Kami sekeluaga mengucapkan :MARHABAN YA RAMADHAN, MOHON MAAF LAHIR & BATHIN.
H. Auzar & Kel