RIAUONLINE, PEKANBARU - Dua terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror bersama Kepolisian Daerah Sumatera Selatan menyebut nama seorang warga Pekanbaru, Daulay sebagai pendana perjalanan mereka ke Mako Brimob, Depok, Jawa barat.
Pengakuan itu diungkap kedua terduga teroris warga Pekanbaru AA (39) dan HK (39) kepada Kapolda Sumsel Irjen Zulkarnain Adinegara yang terekam dalam sebuah video. Menanggapi hal ini, Kapolda Riau Irjen Nandang mengaku masih menyelidiki pengakuan tersebut.
"Ya, nanti kita dalami," kata Nandang, Selasa, 15 Mei 2018.
Nandang belum bisa memastikan dua teroris yang ditangkap di Palembang itu masuk dalam Jaringan Anshor Daulah (JAD) atau tidak karena pemeriksaan masih berproses di Polda Sumsel. "Saya belum bisa pastikan karena yang memeriksa Polda Palembang," ujarnya.
Namun Kapolda Riau Irjen Nandang mengaku akan diselidiki bersama Densus 88 Antiteror. "Bersama Densus kita akan lakukan penyelidikan dan pemantauan," ujarnya.
Nandang sudah memerintahkan Polresta Pekanbaru memantau dua terduga teroris tersebut.
Sebelumnya, Dua warga Pekanbaru diduga teroris ditangkap Detasemen Khusus Antiteror Polri di Palembang, Sumatera Selatan, Senin (14/5/2018) sore. Keduanya berinisial AA (39) dan HK (38).
Mereka terjaring razia terduga teroris yang digalakkan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, seusai rentetan bom bunuh diri di sejumlah daerah Jawa Timur.
"Ya benar, Densus 88 yang mengamankan, ada dua orang, warga Pekanbaru, Riau," ungkap Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara. Sebagaimana dilansir dari Suara.com.
Keduanya diduga merupakan anggota jaringan yang terlibat dalam aksi teror di Rutan Markas Komando Brimob Kelapa Dua, Selasa (8/5) malam sampai Rabu (9/5) pekan lalu.
Ia menuturkan, kedua terduga teroris ditangkap di daerah Kilometer 5 Palembang. Kekinian, keduanya masih diperiksa Densus 88.
Berdasarkan keterangan keduanya, mereka hendak melakukan aksi teror di Mako Brimob, seusai terjadi kerusuhan di dalam Rutan Salemba cabang Mako Brimob.