RIAU ONLINE, PEKANBARU - Agar pemahaman publik terhadap restorasi gambut melalui perspektif keimanan dapat terus meningkat, Badan Restorasi Gambut (BRG), Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta melibatkan Pusat Pengkajian Islam Nasional Jakarta mengajak para ahli agama Islam yang berada di Sumatera untuk duduk bersama merapatkan barisan.
Kasubpokja Edukasi dari BRG, Deasy Efnida Westy mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari acara serupa yang sebelumnya sukses dilakukan di Banjarmasin terhadap para penceramah dari Kalimantan Barat, Tengah dan Selatan.
"Selama 4 hari juga nanti di Riau ini para dai dari Provinsi Jambi, Riau dan Sumatera Selatan akan mendapatkan bekal dari apa yang pernah kita lakukan di Banjarmasin," imbuhnya.
Sementara itu pada kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau, Ahmad Hijazi mengatakan kepada para ulama yang terlibat agar mampu mengikuti, memahami dan mampu menyebarluaskan pengetahuan yang telah diberikan untuk dapat disampaikan kepada masyarakat.
"Mudah-mudahan pengetahuan ini semua dapat dirasakan oleh masyarakat dan akan terus berkembang dalam upaya untuk menyadarkan umat dalam konten dakwah," imbuhnya.
Menurutnya, para dai yang telah dibekali ilmu pengetahuan akan mampu memberikan pengajaran yang sebenarnya tentang pengelolaan lahan di gambut.
Sehingga, masyarakat dapat mengetahui contoh nyata sampai kejahatan yang ditimbulkan dari pengelolaan hutan jika harus memilih antara akan mengolah 1 ha dengan Rp 4 juta atau hanya dengan sebatang korek api, namun justru mengganggu kehidupan lain akibat bencana asap.
"Perbuatan seperti itu berdampak kemudarotan bagi lingkungan. Praktek seperti ini seharusnya dapat dijelaskan dari pandangan hukum Islam. Menghemat biaya tetapi berdampak langsung pada kebakaran hutan dan lahan," tutupnya.