Ditanyakan Kasus Novel Baswedan, Kapolri Tito Malah Bungkam

Novel-Baswedan-pulang.jpg
(Istimewa)

 

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Mangkraknya penyelesaian kasus penyiraman air keras ke wajah penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, ternyata membuat Kepala Polri, Jenderal Pol Tito Karnavian, memilih enggan menjelaskan seperti apa kelanjutannya proses penyidikannya. 

Kapolri Jenderal Tito kepada sejumlah awak media, Jumat, 20 April 2018, usai memberikan pengarahan kepada 2.900 personel TNI-Polri di halaman kantor Gubernur Riau, Kota Pekanbaru, lebih memilih mengumbar senyum saat disinggung setahun mangkraknya penanganan kasus tersebut 

Padahal, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Kapolri untuk menuntaskan dan menangkap pelaku penyiraman air keras ke wajah Novel. Namun hingga kini, belum ada titik terangnya sama sekali. 

Baca Juga: 

Setahun Kasus Novel, Siapa Dalang Di Balik Serangan Air Keras Itu?

Penembakan Hingga Upaya Pembunuhan, Teror Untuk Pemburu Koruptor

Pantauan RIAUONLINE.CO.ID, Tito didampingi Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, langsung menghentikan sesi keterangan pers usai awak media menanyakan komitmen Polri menangani perkara menjadi atensi Presiden Jokowi itu.

Beberapa ajudan Tito tampak langsung meminta kepada awak media mundur usai Tito menghentikan sesi wawancara. Ajudan tersebut mengatakan, atasannya harus segera istirahat makan siang dan Salat Jumat bersama ribuan prajurit dan personel polisi.



Sikap ditampilkan Tito sedikit berbeda saat ia memberikan pengarahan kepada anggotanya. Ketika memberikan pengarahan, jenderal bergelar Profesor ini tampak meminta kepada jajarannya meningkatkan kinerja dan mengurangi berbuat kesalahan.

Peningkatan kinerja itu, kata Tito selaras dengan semangat Polri menarik kepercayaan publik. Ia mengatakan, saat ini Polri menempati posisi ke tiga sebagai lembaga terpercaya publik setelah TNI dan KPK.

Mantan pemburu teroris ini menggunakan hasil survei Litbang Kompas tentang citra positif kinerja Polri pada 2017 untuk menggambarkan tingkat kepercayaan publik tersebut.

Menurut Tito, berdasarkan survei tersebut, Polri menempati posisi ketiga dengan tingkat kepercayaan publik mencapai 70 persen atau masih di bawah TNI 94 persen dan KPK 87 persen.

"Untuk sekarang Polri nomor 3 (tiga). 70 persen masyarakat Indonesia percaya Polri," ujarnya disambut tepuk tangan jajarannya.

Klik Juga: 

Novel Baswedan Pulang Ke Tanah Air, Ini Kata-Kata Pertamanya Di KPK

Hingga Novel Baswedan Pulang Ke Tanah Air, Polri Masih Utang Kasusnya

Sementara itu, hal bertolak belakang ditampilkan jajaran Polri ketika sudah lebih dari satu tahun kasus penyiraman air keras terhadap Novel tidak kunjung bisa dituntaskan.

Novel Baswedan diserang pada 11 April 2017, tepat setahun yang lalu, di dekat rumahnya di Jalan Deposito, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kala itu, ia baru pulang usai menunaikan salat Subuh di masjid. Siraman air keras membuat dua matanya cedera parah. Namun, setelah lebih dari 375 hari lamanya, Polri tidak kunjung berhasil mengungkap aktor dibalik aksi penyiraman tersebut.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id