RIAU ONLINE, PEKANBARU - Fly over Simpang SKA tengah dalam proses pengerjaan. Kepala Dinas Pekerjan Umum dan Penata Ruang (PUPR) Riau, Dadang Eko Purwanto membeberkan, pembangunan fly over ini ternyata punya sejarah cukup panjang.
Awalnya, proyek ini bukanlah proyek untuk mengurai kemacetan di persimpangan Jalan Soekarno Hatta dan Tuanku Tambusai semata.
Lebih dari itu, pembangunan awalnya akan mengikuti struktur bangunan sebuah jembatan yang cukup fenomenal di Ibu Kota, yakni Simpang Semanggi yang bersusun dan berkelok-kelok.
"Ide pembangunan flyover ini sebenarnya sudah direncanakan lama. Hanya saja saat itu konstruksinya semi semanggi," katanya di area flyover MAL SKA, Jumat, 7 April 2018.
Ide itu merupakan gagasan dari Walikota Pekanbaru terdahulu, Firdaus yang saat ini tengah cuti kampanye. Namun seiring perkembangan kota yang semakin pesat, maka niat tersebut dibatalkan.
Gagalnya pembangunan jembatan semi Semanggi itu karena telah didahului oleh pengerjaan bangunan Living World yang masih satu pengembang dari ritel Kawan Lama Group diatas tanah seluas 45.000 meter persegi.
"Kemudian karena ada perkembangan zaman, lahan yang sudah ada dibangun Living World. Jadi kita tidak bisa mengerjakannya," jelasnya.
Dilansir dari halaman liputan6.com, jembatan Semanggi memiliki sejarah yang cukup panjang. Sesuai dengan namanya bahwa jembatan yang dibangun atas inisiasi dari Presiden pertama RI, Sukarno ini memiliki bentuk yang cukup unik karena mirip dengan daun semanggi yang pengerjaannya dimulai pada tahun 1961 diarsiteki oleh Menteri Pekerjaan Umum, Soetami.
Kemudian, Dadang menambahkan bahwa setelah gagal membangun semi Semanggi, ide selanjutnya ialah akan mendirikan jalan bawah tanah atau Underpass. Namun sekali lagi pembanguna jembatan yang bisa dibilang cukup unik karena masuk seperti berada dalam terowongan bawah tanah harus kembali gagal karena kondisi tanah di Pekanbaru yang tidak cukup mendukung.
"Oleh Pak Gubernur sekarang (Arsyadjuliandi Rachman yang digantikan oleh Plt Wan Thamrin Hasyim) kami diminta untuk membuat Underpass, itu baik. Tapi penuh resiko. Karena disini tanahnya bergambut dan dataran rendah. Jadi kami putuskan untuk membuat flyover," terangnya.
Sementara itu, Plt Gubernur Riau, Wan Thamrin Hasyim mengatakan bahwa pembangunan jalan pengurai kemacetan ini merupakan bentuk dari pengabdian pemerintah kepada rakyatnya. Dimana beberapa bangunan lainnya juga tengah digesa pengerjaannya. Seperti Jalan tol dan Mapolda Riau.
"Alhamdulilah, kita dapat memastikan salah satu usaha dari pemerintah dalam penuntasan pembangunan daerah. Walaupun APBD semakin ramping, pembangunan tetap digesa," katanya.
"Dalam minggu ini saya terus berada di lapangan. Kemaren di Mapolda, kemudian meninjau Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, kemudian flyover ini dan sebentar lagi juga akan melakukan peletakan batu pertama kantor Kejati," tutupnya. (1)
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id