Kisah Ahmad, Pria Lulusan SD di Siak Sukses Kuliahkan Anaknya Berkat Ternak Sapi

Ahmad-dan-sapinya.jpg

RIAU ONLINE, SIAK - Berkat keteguhan dan kegigihannya dalam mengembangkan usaha ternak sapi pola semi instensif, Ahmad (50), warga Kampung Muara Bungkal Kecamatan Sungai Mandau Kabupaten Siak menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

Saat berbincang dengan RIAUONLINE.CO.ID, Selasa 27 Maret 2018, tampak wajah Ahmad sumringah. Rasa bangga dan bahagia tak bisa ditutupi pria lulusan SD ini kala bercerita keberhasilannya menguliahkan anaknya.

Ahmad mengatakan, dirinya pertama kali menerima bantuan dari pemerintah Kabupaten Siak pada tahun 2007. Ia menerima 3 ekor sapi, dengan rincian 2 ekor sapi betina,1 ekor sapi jantan.

Bantuan tersebut diberikan kepada masyarakat tidak mampu dengan program modal berhulir, di Kampung Muara ungkal.

"Saya sangat bersyukur mendapat bantuan sapi ini, karena dengan usaha ternak sapi ini, dapat menopang perekonomian keluarga. Dari hasil ternak sapi saya juga dapat menyekolahkan dua orang anak saya hingga perguruan tinggi," tutur Ahmad.

Suami dari Rodiah ini juga mengungkapkan, meski dirinya hanya berijazah SD, namun ia bertekat agar anak anaknya tidak bernasip sama seperti dirinya. Dengan berternak sapi ahmad mampu membiayayi pendidikan dua orang putrinya hingga perguruan tinggi.



"Meskipun saya hanya tamat sekolah tingkat SD, namun saya bersyukur karena kedua putri saya mengenyam bangku kuliah, dari hasil penjualan sapi ini lah mereka mampu saya biayai hingga kuliah di kota," pungkasnya.

Pinem, salah seorang dokter hewan yang bertugas di Desa Muara Bungkal Kecamatan Sungai Mandau Dokter Hewan mengatakan, Kecamatan Mandau sangat potensial sebagai daerah pengembangan ternak sapi, terutama penerapan sistem integrasi sapi dan kebun sawit. Karena di Mandau banyak perkebunana sawit warga.

"Kecamatan Mandau banyak lahan dan perkebunan sawit masyarakat, yang bisa dijadikan media pengembangan ternak sapi baik jenis Cross juga jenis sapi bali. Sedangkan pola peternakan yang dilakukan pak Ahmar adalah pola pemeliharaan ekstensif tradisional pemeliharaan sapi di lapangan terbuka, sepertinya pola ini juga biasa diterapkan di Kabupaten Siak," terang Pinem.

Selama ini, ia juga telah sering mengedukasi warga bagai mana pola pemeliharaan yang baik, dan sapi dalam jangka waktu di tentukan wajib bunting, serta warga dapat menjaga hewan peliharaan tetap sehat.

Ia mencontohkan Pak Ahmad yang selalu berdiskusi tentang kesehatan ternak kepadanya. Pola pemeliharaan sapi di lapangan terbuka, sebenarnya cukup mudah, namun sangat beresiko rentan terhadap penyakit.

"Jadi jika dipantau kesehatannya dengan rutin, seperti sapi peliharaan pak Ahmad pasti akan terjaga kesehatannya yang saat ini berkembang beranak pinak," katanya. (1)

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE 

Follow Twitter @red_riauonline

Subscribe Channel Youtube Riau Online

Follow Instagram riauonline.co.id