RIAU ONLINE - Pemimpin perusahaan SpaceX Elon Musk tadinya tidak pasti apakah roket raksasa yang disebut Falcon Heavy itu bisa diluncurkan pertama kalinya dengan mulus pada tanggal 6 Februari lalu.
Tapi peluncuran berlangsung sukses dan kini mobil listrik Tesla berwarna merah milik Elon Musk sedang dalam perjalanan untuk mengorbit planet Mars.
Seperti dilansir laman VOAINDONESIA, Selasa 6 Maret 2018, ke-27 mesin roket Falcon Heavy itu bisa membawa muatan seberat 64 ton lebih jauh dari orbit rendah yang digunakan oleh stasiun antariksa internasional (ISS).
Peluncuran roket Falcon Heavy yang berikutnya akan dilakukan pada bulan Juni, tapi belum diketahui muatan apa yang akan dibawanya, selain sebuah perangkat antariksa mutakhir yang disebut “deep space atomic clock” yang dibuat oleh NASA. “Jam atom” itu kini sedang diuji coba di Jet Propulsion Laboratory di Pasadena, California.
John Lowe adalah pakar pada National Institute of Standards and Technology, yang juga sekaligus pembuat jam atom yang punya ketepatan sangat tinggi itu.
“Jarak bisa diukur dengan waktu. Kalau kita punya jam atom di antariksa, alat itu akan sangat membantu proses navigasi antar-planet. Jadi, makin tinggi ketepatan jam itu, makin mudah perjalanan di antariksa.”
Menurut NASA, deep space atomic clock itu punya ketepatan tujuh per sejuta detik dalam waktu 10 tahun. Artinya, dalam 10 tahun jam itu paling banyak akan berkurang atau berlebih ketepatannya tujuh per sejuta detik.
Jam itu ukurannya lebih kecil dari oven microwave, dan dibuat khusus untuk berfungsi dalam lingkungan antariksa yang keras. Jam-jam atom yang kini digunakan di bumi bisa mengukur dengan pasti berapa lama dibutuhkan waktu oleh sinyal atau gelombang radio untuk mencapai pesawat yang sedang meluncur di antariksa.
Ini memungkinkan para pengendali dari bumi untuk memberi tahu astronaut di mana mereka berada dan kearah mana akan pergi selanjutnya. Sebuah jam atom yang ditempatkan di antariksa dan lebih dekat dengan pesawat antariksa akan membantu astronaut untuk menentukan arah perjalanan tanpa harus menunggu instruksi dari bumi.
Kata Lowe selanjutnya, “Saya kira, tiap misi penerbangan jauh ke alam raya nantinya akan menggunakan jam atom seperti ini.”
Kata para insinyur NASA, di masa depan mereka akan membuat jam-jam atom yang lebih kecil lagi, yang juga bisa dipakai untuk meningkatkan kemampuan sistem GPS yang digunakan sekarang.(2)