Di Depan Dunia, Menteri PPPA Suarakan Perlindungan Terhadap Perempuan

Senin, 26 Februari 2018 08:34 WIB Editor: Yola Ristania Vidiani

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Yohana Yambise menghadiri Fifth Islamic Conference of Ministers in Charge of Childhood, Rabat, Maroko, Minggu, 25 Februari 2018.

(ISTIMEWA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), Yohana Yambise bicara lantang di hadapan dunia menyuarakan perlindungan maksimal terhadap perempuan dan anak saat menghadiri Fifth Islamic Conference of Ministers in Charge of Childhood, Rabat, Maroko, Minggu, 25 Februari 2018.

Menurut Menteri PPPA, Yohana Yambise, bangsa ini telah berbuat yang terbaik untuk melindungi hak-hak perempuan terutama terhadap anak-anak.

"Indonesia terus berupaya keras untuk melindungi perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan," katanya

Yohana mengatakan Indonesia juga turut berkomitmen untuk memberikan perlindungan maksimal pada anak agar dapat hidup dan berkembang tanpa dibayang-bayangi rasa takut.

Salah satu yang telah dilakukan ialah melakukan langkah pencegahan melalui Forum Anak Nasional (FAN) yang dilakukan di 34 provinsi yang mana lebih dari 88 persen total kabupaten dan kota di seluruh Indonesia sejak tahun 2016 silam.

"Selain itu juga membentuk pusat pembelajaran keluarga di tingkat provinsi, kabupaten, kota untuk menciptakan sekolah ramah anak yang ada di lebih dari 3 ribu sekolah," jelasnya.

Juga sudah mendirikan pusat kreativitas anak, taman bermain ramah anak, jalur aman sekolah dan mewujudkan kabupaten, kota, desa ramah anak untuk mencapai Indonesia ramah anak tahun 2030.

Menurutnya, Indonesia juga telah melakukan tiga program prioritas yang mereka sebut 3Ends seperti akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, akhiri perdagangan orang dan akhiri kesenjangan ekonomi terhadap perempuan.

"Sebagai salah satu anggota OKI, kami mengajak semua pihak untuk dapat lebih meningkatkan komitmen bersama dalam melindungi seluruh anak di dunia. Maraknya kasus kekerasan pada anak merupakan tugas bersama yang harus segera ditangani," tutupnya.