RIAU ONLINE, PEKANBARU - Sekretaris Daerah provinsi (Sekdaprov) Riau, Ahmad Hijazi menyikapi Syair Ustad Abdul Somad (UAS) yang menyinggung kesenjangan sosial di Riau berkaitan dengan pola pemerintahan yang diterapkan oleh pemerintah pusat saat ini kepada daerah.
"Saya hanya mengolaborasikan apa yang dikatakan oleh UAS tadi. UAS menangkap kristalisasi keprihatinan masyarakat. Itulah kemampuan UAS dalam mengolaborasikan keprihatinan masyarakat Riau yang secara aspek sumberdaya kita berkontribusi besar terhadap nasional," katanya di halaman LAM Riau, Selasa, 20 Februari 2018.
Ahmad Hijazi menyadari meski migas Riau yang melalui undang-undang otonomi daerah dan perimbangan pusat sudah terealisasi penuh, tetapi masih ada aspek yang saat ini belum sesuai, yakni kelapa sawit dan turunannya.
"Akibatnya berdampak kepada rusaknya infrastruktur seperti jalan. Bahkan tidak bisa bertahan lama. Apa yang dikatakan oleh UAS tadi kalau memang pemerintah pusat mau memperbaiki kondisi Riau saat ini," tambahnya.
Sehingga apa yang dikatakan oleh UAS itu dikatakan Hijazi merupakan ekspresi seorang tokoh yang menyadari apa yang dirasakan masyarakat.
"Dengan undang-undang otonomi daerah dan perimbangan, BBM dan gas memang sudah terealisasi. Tapi yang di atasnya itu seperti sawit belum terealisasi dan butuh perjuangan," jelasnya.
Baca Juga Inilah Syair Curahan Hati UAS, Ditulis Di Kertas Panjang Hingga Menyentuh Lantai
Menurutnya, Riau memiliki hamparan perkebunan kelapa sawit seluas 3 juta hektare dimana pajak ekspor sawit dan sumbangan sawit tersebut diketahuinya 90 persen diperuntukkan untuk subsidi bio diesel.
"Kalau bisa 10 sampai 20 persen dapat dialokasikan ke daerah penghasil tentu akan lebih baik lagi bagi Riau. Selama ini kegiatan itu berdampak kepada infrastruktur. Perhatikan lokasi pabrik hingga pelabuhan ekspornya dimana bebannya melebihi kapasitas. Kalau memang pemerintah pusat mau memperbaiki kondisi Riau. Hal ini perlu diperhatikan," tandasnya.
UAS menyelipkan pesan kepada Pemprov Riau itu di sepenggal syair "masih banyak yang dirasa anak sakai meniti pipa anak akit senyum menyapa Talang Mamak terus menganga padahal minyak tiada terkira tapi apa mau dikata terlampau banyak diangkut ke Jakarta" yang ia bacakan saat penyematan gelar adat Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id