RIAU ONLINE, PEKANBARU - RAPP membuat program Fire Aware Community (FAC-red) Goes to School RAPP sebagai upaya untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di masyarakat dengan mengubah pola pikir masyarakat semenjak dini.
Koordinator Pengawas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Riau, Joyosman mengatakan diperlukan sosialisasi terus-menerus untuk mengubah pola pikir siswa didik terkait pencegahan karhutla. Melalui cara itu, pencegahan dan bahaya kebakaran dapat tertanam di pikiran siswa hingga dewasa nanti.
"Kami dari Dinas Pendidikan menyambut baik program Fire Aware Community (FAC-red) Goes to School RAPP ke sekolah-sekolah di Riau. Saat ini sekolah memiliki program penguatan pendidikan karakter. Lewat program ini, pengetahuan pencegahan karhutla bisa disampaikan kepada siswa. Karena, itu yang dibutuhkan di masyarakat," ujarnya melalui siaran pers yang diterima RIAUONLINE.CO.ID, Kamis, 8 Februari 2018.
Ia menambahkan program FAC Goes to School sendiri menarik karena penyampaian materi didukung komik bergambar. Hal tersebut menambah ketertarikan siswa didik untuk mencegah terjadi karhutla.
"FAC ini juga bersinergi dengan program pemerintah, yakni Adiwiyata. Sekolah dapat menciptakan lingkungan sehat, rindang, bersih, nyaman dan terhindar dari asap," tuturnya.
Wakil Kepala Sekolah MI Hubbul Wathan, Desa Petai, Kecamatan Singingi Hilir, Kabupaten Kuansing Riau, Misra Wati mengatakan program FAC Goes to School sangat bagus. Sebab, hal ini menyangkut dengan lingkungan sekolah dan desa.
"Anak didik bisa mengetahui bahaya mengenai karhutla sehingga mereka tidak sembarangan bermain api. RAPP sendiri telah lama peduli dengan lingkungan, bahkan membantu masyarakat memberikan pemahaman mengenai karhutla," tuturnya.
Free Fire Village Program (FFVP) Manager, Sailal Arimi memaparkan pencegahan kebakaran hutan harus dimulai sejak dini. Hal ini dilakukan agar di masa depan tidak akan terjadi karhutla di Indonesia. Sosialisasi ini sendiri bertujuan untuk mengajarkan siswa didik untuk mencintai lingkungan dan mengajak orang tua mereka untuk membuka lahan tanpa bakar.
"FAC sendiri merupakan program dari FFVP. Kami menyasar ke siswa agar mereka paham apa itu karhutla dan dampaknya. Tahun 2018 sendiri sekitar 200 sekolah yang kami kunjungi untuk mensosialisasikan mengenai karhutla dengan harapan pola pikir mereka berubah," papar Sailal didampingi Stakeholder Relations (SHR) RAPP, Roni Hasfikar.
Hal senada disampaikan General Manager Stakeholder Relations (SHR) RAPP, Wan Mohd Jakh Anza. "Perusahaan berkomitmen dalam mengatasi karhutla di Riau. Termasuk dalam upaya pencegahan. Di antaranya melalui kegiatan sosialisasi karlahut berkelanjutan di masyarakat," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE
Follow Twitter @red_riauonline
Subscribe Channel Youtube Riau Online,
Follow Instagram riauonline.co.id