Mbah Kutut, Selamatkan Tanah dari Abrasi Sungai Kampar dengan Pohon Waru

Mbah-Kutut-dan-Pohon-Waru.jpg
(Azhar Saputra)

RIAU ONLINE, MERANTI - Prihatin akan kondisi tanahnya tergerus abrasi akibat arus air sungai yang deras, Suwarno, menyulap tanahnya menjadi hutan pohon waru. Tanaman ini terbukti dapat mencegah derasnya ombak besar dihasilkan dari arus Sungai Kampar.‎

Sebelum menanan pohon waru, Mbah Kutut (panggilan akrabnya), sudah tiga kali menarik mundur, posisi dermaga dibuatnya. Itu harus dilakukan, karena tanah sebagai pijakan dari dermaga kian kandas, habis tergerus derasnya air sungai.

"Sebelum saya tanam waru ini, sudah tiga kali saya tarik dermaga ini," katanya sambil menunjukkan jembatannya, Selasa, 16 Agustus 2017.

Baca Juga: 

Di Tangan Warga Teluk Meranti Ini, Kayu Hanyut Di Sungai Kampar Disulap Jadi Replika Kapal

Begini Cara Budidaya Kopi Liberika Di Lahan Gambut

Mbah Kutut mengatakan, cukup lama ia bermukin di wilayah itu. Kira-kira sudah 17 tahun tinggal di tepian Sungai Kampar, Pelalawan ini. Bersama sang istri, Mbah Kutut memutuskan pindah dari Guntung, Indragiri Hilir (inhil) karena himpitan ekonomi.

Lama-kelamaan, keluarganya menyusul satu per satu. Hingga saat ini, ada 22 keluarganya ikut menyusul datang ke kampung baru ini. Mbah Kutut dan istri membangun rumah, tepat di belakang aliran Sungai Kampar.



Namun ternyata, pinggiran halaman rumahnya dilanda abrasi, awalnya menghabiskan pijakan dermaga yang dibuatnya. "Saya sudah tahu kalau waru itu bisa menghalang abrasi. Sebatang pohon waru saya ambil dari sana (sambil menujuk ke kejauhan) kemudian di tanam-tanam dipinggiran ini," ceritanya. 

Lama-kelamaan tanaman warunya berkembang hingga tumbuh besar. Agar lebih cepat, biji sudah tua dan menguning dijadikannya sebagai bibit. Dari bibit itu, disemaikan di pinggiran halaman rumah. Semakin lama semakin banyak, hingga luasan "Hutan Waru" mencapai 300 meter, tersebar di pinggir bibir sungai.

"Terbukti setelah waru ini saya tanam tak ada lagi abrasi. Saya juga tak pernah lagi tarik mundur dermaga itu," imbuhnya.

Kini, Mbah Kutut tak ingin hanya berjuang sendiri. Ia mulai mengajak warga lain untuk mengikuti jejaknya.

Klik Juga: 

Peternak Ikan Rugi Rp 12,5 Miliar Saat Banjir Di Kampar Dan Kuansing

Sagu, Tanaman Yang Sangat Menjanjikan Bagi Masyarakat Riau

Selain untuk menyelamatkan tempat tinggalnya, menanam Pohon Waru ini juga merupakan upaya untuk tetap menjaga kelestarian lingkungan, terutama terhindar dari gerusan abrasi sungai.

Tak hanya Pohon Waru, ia juga menanam berbagai tanaman keras lain. Seperti pohon nangka dan pohon buah yang lain.

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline