RIAU ONLINE, PEKANBARU - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise, mengatakan, lemahnya perlindungan terhadap perempuan dan anak karena tidak adanya koordinasi yang baik antara lembaga pelindung.
Koordinasi buruk tersebut, contohnya, antara Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dengan Satgas PPA.
"Satgas PPA bagian dari upaya perlindungan anak dan perempuan untuk menjangkau kasus-kasus kekerasan di daerah yang semakin meningkat. Antara P2TP2A dengan Dinas PPPA harus dapat saling bekerja sama," Kata Menteri Yohana, Senin, 31 Juli 2017, saat Rapat Koordinasi Nasional Satuan Tugas Penanganan Masalah Perempuan dan Anak (Satgas PPA), Jakarta.
Baca Juga: Waspada Predator, Sampaikan Pesan Ini Kepada Anak
Hasil didapat cukup mengagetkan. Yohana menjelaskan, tak adanya koordinasi yang baik antara P2TP2A dengan Dinas PPPA, dan Pemda disertai permasalahan dana penjangkauan.
Ditambah lagi Satgas PPA dianggap akan menandingi tugas P2TP2A atau Dinas PPPA. Selain itu, mengambil alih tugas Pemda dalam memberikan layanan dan menangani permasalahan perempuan dan anak.
"Padahal, sebenarnya peran Satgas PPA untuk membantu kinerja P2TP2A dan Dinas PPPA dalam menjangkau dan mengidentifikasi perempuan dan anak korban kekerasan," katanya kembali.
Untuk itu, Yohana akan mengkaji ulang penyaluran dana penjangkauan di provinsi dan berkoordinasi dengan Pemda terkait tugas, kedudukan, serta fungsi Satgas PPA.
Klik Juga: Hilang 2 Pekan, Anak 11 Tahun Ini Ditemukan Sudah Jadi Tulang-Belulang
"Saya juga mengimbau kepada P2TP2A, Dinas PPPA, dan Pemerintah Daerah agar dapat memberikan bimbingan dan bersiergi dengan Satgas PPA dalam menjalankan tugas penanganan masalah perempuan dan anak dengan baik di daerah demi melindungi perempuan dan anak," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline