Sang Penjaga Sepatu Pengunjung Istana Siak Sri Indrapura

Istana-Siak-Sri-Indrapura.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

Laporan: Azhar Saputra

 

RIAU ONLINE, SIAK - Istana Siak Sri Indrapura siapa yang tidak mengetahuinya. Sebuah kerajaan di tanah melayu Riau yang tersohor seantero Indonesia. Didirikan pada 1723 dengan raja pertama Raja Kecik dan berakhir di bawah kepemimpinan Raja Sultan Syarif Kasim II pada 1946. Nama raja terakhir Kerajaan Siak ini kemudian disematkan sebagai nama bandara komersil di Provinsi Riau.

 

Begitu melihat dari kejauhan pengunjung akan terkesima dengan bengunan Istana yang terawat, unik dengan taman hijau dan bunga-bunga yang luas dan asri. Kini, Istana Siak Sri Indrapura sudah menjadi museum yang dapat dikunjungi setiap hari oleh masyarakat.

 

Namun sebelum jauh masuk ke dalam Istana menyaksikan barang-barang peninggalan sultan ini, pengunjung akan disuguhkan dengan barisan rak-rak sepatu yang tersusun apik dan rapi di depan dan sebelah kiri pintu utama. Rak-rak itu diwarnai cat berwarna hitam agar menambah kesan gagah dan berwibawa.

 

Di sana, terdapat dua orang laki-laki yang akan menghadang pengunjung di depan pintu utama menanyakan "tiketnya ada Pak, Buk, Dek" dan siap menunjukkan lokasi pembelian tiket jika pengunjung tak memiliki tiket.

 

Salah satu dari 15 orang perawat dan penjaga bangunan ini adalah Wanherham yang menghabiskan delapan jam kerjanya menjaga sepatu pengunjung dan juga sebagai penerima tamu.

 

Ketika itu waktu telah menunjukkan pukul 16.00 WIB. Namun tidak sedikitpun tampak letih dan lelah dari raut wajahnya. Padahal bisa saja dirinya bermalas-malasan mengingat jam kerjanya hanya tinggal satu jam lagi. Pria berambut pendek ini masih saja menebar senyum kecil kepada pengunjung Istana Siak Sri Indrapura melihat-lihat isi bangunan ini yang berada sampai ke lantai dua.

 

?Wanherham saat mengoyak tiket pengunjungWanherman, penjaga sepatu pengunjung Istana Siak Sri Indrapura (RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

 

"Saya sudah menikmati pekerjaan ini makanya gelagatnya seperti ini," ucapnya sembari mengoyakkan tiket yang diberikan pengunjung, Rabu, 28 Desember 2016.

 

Kiprahnya dalam menjaga dan merawat salah satu istana yang ada di Provinsi Riau ini dimulai sejak ia masih muda hingga saat ini dirinya menginjak usia kepala empat. Mulai dari dirinya masih menjadi honorer di Dinas Pariwisata pada tahun 1995 dan akhirnya pada 2007 diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan jabatan golongan I hingga sampai sekarang oleh Pemerintah Kabupaten Siak.



 

Sembari merapikan sepatu pengunjung dengan rombongan sekitar 6 pasang dan tiga anak-anak di barisan paling bawah rak sepatu, PNS ini bercerita betapa ia begitu menyukai pekerjaannya sebagai penjaga Istana Siak.

 

"Dari mulai bekerja sampai saat ini, melihat pengunjung yang datang terkagum-kagum, tersenyum dan puas ketika keluar meninggalkan istana ini menjadi kepuasan tersendiri," imbuhnya.

 

Meski terkadang pekerjaannya dianggap sepele, dirinya tidak mempersoalkan itu. Kesedihan baginya hanya ketika pengunjung keluar dan meninggalkan Istana dengan wajah yang tidak puas.

 

Pengunjung Istana SiakPengunjung mengagumi benda peninggalan kesultanan Istana Siak (RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

 

"Kalau pengunjung tidak merasa puas berkunjung kesini, itu sebenarnya yang membuat hati ini gimana gitu ya mas. Tidak enak saja melihat pengunjung seperti itu. Seperti ada saja salahnya," katanya.

 

Misalnya, masyarakat yang komplain tentang toilet. Padahal, Wanherman dan kawan-kawan yang dalam satu harinya bekerja tiga sampai lima orang ini sudah menjaga dan merawat kebersihan secara bergantian.

 

Ketidakpuasan pengunjung juga pernah dihadapinya saat enam bulan yang lalu. Saat itu Istana Sri Indrapura hanya menerima pengunjung dari pukul 09.00 hingga 1600 WIB, mengikuti jam kerja PNS.

 

Banyak pengunjung yang kecewa dan melampiaskannya kepada Wanherman mengapa jam tutup museum megah ini begitu cepat sehingga mereka yang datang tidak dapat menyaksikan benda-benda peninggalan Sultan.‎

 

"Bahkan ada pada saat itu istana yang sudah kami tutup ini baru akan dikunjungi oleh rombongan dari luar daerah mengancam akan mengadukannya ke Bapak Bupati," ucapnya menunduk sambil tersenyum.

 

Udin, penjaga benda peningalan SultanUdin, perawat benda peninggalan Kesultanan Istana Siak (RIAU ONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

 

Hal senada juga diucapkan Udin, yang menjabat sebagai pimpinan dari tim kebersihan di istana ini. Pria beranak empat kerap merasa serba salah saat saat memberikan teguran kepada pengunjung yang tidak menaati peraturan, sebab ada beberapa benda museum yang sudah berusia ratusan tahun diberi pembatas namun tetap dipegang bahkan sampai diduduki pengunjung.

 

"Kalau kita tegur pengunjung tentu hati mereka tidak enak jadinya pulang dengan hati yang gelisah. Namun kalau tidak kita tegur, barang-barang yang sudah berusia ratusan tahun di sini bisa rusak," katanya tegas.

 

Bagi tim kebersihan dan penjaga Istana Siak ini, pengunjung adalah segalanya. Mereka tidak mengeluhkan pekerjaan yang kerap dipandang sebelah mata sebagian orang. Di mata mereka yang terpenting halal dan mampu menghidupi keluarga kecil mereka.

 

Untuk masuk ke dalam museum atau istana ini, masyarakat hanya cukup mengeluarkan Rp3000 per satu orang dewasa dan Rp2000 untuk anak-anak dengan waktu dari pukul 09.00 WIB sampai 17.00 WIB.

 

Untuk hari Jumat, Istana Siak Sri Indrapura lebih awal, hanya buka hingga pukul 11.15 WIB dan akan kembali dibuka pukul 13.45 WIB sampai 17.00 WIB.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline