SISWA SMA Plus Pekanbaru saat menjelaskan teknologi yang mereka hasilkan kepada pengunjung saat berlangsungnya Pameran Pendidikan dan Teknologi, Kamis (7/8/2015), di laman Gedung Dharma Wanita.
(RIAUONLINE.CO.ID/SUCI AULYA)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Revolusi Mental yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo di masa kepemimpinannya berusaha diwujudkan oleh Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, dengan menciptakan sumberdaya manusia (SDM) mumpuni sejak dini.
Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengatakan, ada perasaan was-was dan khawatir melihat SDM di Riau saat ini, terutama menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2016. Namun, Kekhawatiran Andi Rachman, panggilan akrabnya, bisa diatasi dengan upaya meningkatkan kualitas dan skill individu.
"Kita masuk era baru. Jadi dari sisi yayasan dan alumni ke depan memiliki tantangan lebih berat. Karena adanya mobilisasi pendidikan dan tenaga profesional dari luar, tentu ini menjadi persaingan lebih ketat bagi alumni kedepannya," kata Andi Rachman, belum lama ini.
Beberapa langkah dilakukan seperti pengembangan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan bahan belajar, serta berbagai pelatihan bagi guru di berbagai jenjang pendidikan. "Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern, dan sejahtera. Untuk itu dimulai peningkatan SDM," ujar Gubri, Arsyadjuliandi Rachman.
Pendidikan bermutu tergantung keberadaan guru yang juga bermutu, profesional, sejahtera, dan bermartabat. Guru bermutu merupakan syarat mutlak lahirnya sistem dan praktik pendidikan berkualitas. Sebab itu, hampir semua bangsa di dunia ini mengembangkan kebijakan mendorong terciptanya guru-guru berkualitas.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Riau, Kamsol, menjelaskan, ia telah menjalankan dan merancang program meningkatkan kualitas pendidikan di Riau. Program yang dibuat ini sudah dijalankan dan tepat untuk melahirkan SDM yang berkualitas.
Beberapa program dijalankan juga masuk dalam program Nasional. Di antaranya program “Indonesia pintar “ melalui Wajib Belajar 12 tahun bermutu bebas pungutan. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. Membangun sejumlah science dan technopark di kawasan politeknik dan SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini.
Selain itu, juga ada Program Satu Guru Satu Laptop, melakukan revolusi karakter bangsa, dan pendidikan kewarganegaraan. Dinas Pendidikan juga berusaha menghilangkan model penyeragaman dalam sistem pendidikan nasional ditopang jaminan hidup memadai bagi para guru terutama yang ditugaskan di daerah terpencil.
"Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia, pendidikan kebhinekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga. Mengembangkan insentif khusus untuk memperkenalkan dan mengangkat kebudayaan lokal. Dan meningkatkan proses pertukaran budaya untuk membangun kemajemukan sebagai kekuatan budaya.
Mutu pendidikan, tuturnya, dicerminkan dari kompetensi lulusan dipengaruhi kualitas proses dan isi pendidikan. Untuk itulah perlu dilakukan perubahan dan program dapat memberikan kualitas SDM kita.
"Perwujudan proses pendidikan yang berkualitas dipengaruhi oleh kinerja pendidik dan tenaga kependidikan, kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana, kualitas pengelolaan, ketersediaan dana, dan system penilaian yang valid, obyektif, dan tegas. Oleh karena itu perwujudan pendidikan yang bermutu harus didukung oleh isi dan proses pendidikan yang memenuhi standar, pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi agar berkinerja optimal, serta sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan yang memenuhi standar," ujarnya.