Laporan: Azhar Saputra
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kapolda Riau Brigjen Pol Zulkarnain dalam orasinya di acara Nusantara bersatu orasi kebangsaan menyampaikan pesan-pesan kebangsaannya melalui sajak.
Sajak yang disampaikannya itu berisikan sindiran-sindiran yang masyarakat ketahui dan kerap dilakukan oleh oknum-oknum yang menginginkan tambahan dari pundi-pundi rupiah melalui cara tidak benar.
"Kalau boleh saya menambahkan sajak yang saya beri judul Komisi," ucapnya di atas panggung Jalan Diponegoro, Rabu, 30 November 2016.
Baca Juga: 5000 Masyarakat Riau Berikat Kepala Merah Putih Padati Jalan Gajah Mada
"Mesin pembangunan menggebu-gebu didengarkan oleh komisi. Mesin besar ini meraung dan bergetar-getar digetarkan oleh komisi. Tubuhnya licin berputar-putar, diputarkan oleh komisi. Janterana berkicar-kicar lancar, dilancarkan oleh komisi. Pak-ketipak ketipung , pembangunan lancar sekali. Pak ketipak ketipung bagian komisi," ucapnya diiringi dengan sorak sorai masyarakat.
Kemudian Zulkarnain kembali membacakan sajaknya dengan menambahkan sindiran-sindiran yang cukup pedas di telinga. "Setelah mesin besar ini berfungsi lalu melahirkan penerus generasi komisi, dan perantara broker, peminta proyek pencium tumpukan uang. Mereka juragan berumur 30-an, 40-an, 60-an bahkan 70-an. Makelar berbagai ukuran Makelar berbagai ukuran bising saling bersaing," kata Zulkarnain.
Klik Juga: Menggebu-gebu, Begini Orasi Gubri dan Danrem dalam Nusantara Bersatu
"Tengkulak tamak berhimpitan dan bercakaran. Para tikus pembangunan tak ada tandingannya sekaligus ekstrim kiri, tengah dan kanan. Nasib mereka saat itu petunjuk pelaksana dan Undang-Undang 1945 dengan cuma satu penghasilan. Pak ketipak ketipung pembangunan lancar sekali. Pak ketipak ketipung gara-gara komisi. Merdeka, merdeka, merdeka," tutupnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline