RIAU ONLINE - Jauh dari gembar-gembor dan berita adu persenjataan, Rusia kini menjadi kekuatan militer luar biasa yang mampu menaklukan negara-negara anggota North Atlantic Treaty Organization (NATO) di Benua Eropa dalam jangka waktu tak lebih dari dua hari atau antara 36-60 jam.
Keyakinan tersebut berdasarkan sebuah studi menyebut militer Rusia mampu menduduki negara anggota NATO di perbatasan timur, di kawasan Baltik, cuma dalam waktu tiga hari. NATO disebut tidak memiliki kekuatan setara untuk menghalau serbuan Rusia.
Analisa dikeluarkan sebuah lembaga think-tank Amerika Serikat tersebut menyebut, NATO tidak memiliki kemampuan militer mencukupi buat melindungi perbatasan terluarnya. Lewat berbagai simulasi perang, Rusia akan dengan mudah mencaplok Latvia, mengirimkan batalion bersenjata berat, tanpa adanya kekuatan tandingan setara dari pihak NATO.
Baca Juga: Di Bawah Pimpinan Prabowo, Kopassus Latih Pasukan Palestina Hamas
Setelah menduduki Latvia, sisa pasukan dari ke-27 batalion infanteri bermotor Rusia akan dengan mudah menerobos Estonia dan merebut ibukota Talinn. Studi setebal 16 halaman tersebut bahkan mewanti-wanti pertahanan gabungan antara pasukan infanteri Latvia dan Estonia yang dibantu serangan udara AS tidak akan mampu menghalau serangan Rusia.
Masalah terbesar NATO, dilansir dari dw.com, adalah minimnya persenjataan pada ke-12 batalion yang dimilikinya di perbatasan timur. Studi tersebut mencatat, batalion NATO di timur tidak memiliki satu pun tank tempur, kecuali batalion Stryker milik AS dilengkapi dengan 300 kendaraan lapis baja dan 4500 serdadu.
Sebaliknya semua 27 batalion Rusia di wilayah berbatasan dengan NATO diperkuat dengan tank tempur. Untuk menyaingi kekuatan Rusia, NATO harus menambah kekuatannya di darat.
Studi Rand Corporation menganjurkan, NATO membentuk tujuh brigade, tiga di antaranya diperkuat dengan tank tempur, dan didukung satuan artileri dan angkatan udara, akan mampu menjamin keamanan negara anggotanya di perbatasan terluar.
Namun penambahan pasukan pada skala sebesar itu akan menyedot biaya sekitar 2,7 milyar US Dollar atau sekitar 36 trilyun Rupiah per tahun. Sebaliknya semua 27 batalion Rusia di wilayah yang berbatasan dengan NATO diperkuat dengan tank tempur.
Untuk menyaingi kekuatan Rusia, NATO harus menambah kekuatannya di darat. Studi Rand Corporation menganjurkan NATO membentuk tujuh brigade, tiga diantaranya diperkuat dengan tank tempur, dan didukung oleh satuan artileri dan angkatan udara, akan mampu menjamin keamanan negara anggotanya di perbatasan terluar.
Namun penambahan pasukan pada skala sebesar itu akan menyedot biaya sekitar 2,7 milyar US Dollar atau sekitar 36 trilyun Rupiah per tahun.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline