RIAU ONLINE, PEKANBARU - Komandan Korem 031/Wirabima, Brigjend TNI Nurendi mengeluhkan dukungan pemerintah pusat yang mendatangkan bantuan dalam bencana asap disebabkan kebakaran hutan dan lahan terkesan lambat.
Nurendi menjelaskan bantuan harusnya dimulai ketika tahap pencegahan dilakukan, bukan hanya ketika status darurat ditetapkan. Alasannya, bencana karhutla berbeda dengan bencana alam yang terjadi biasanya karena perbedaan faktor penyebab.
"Kalau asap itu kan beda dengan bencana yang disebabkan oleh alam. Asap ini bencana yang ditimbulkan oleh manusia. Makanya harus diberikan pengecualian pada penanganannya," kata Nurendi, Kamis, 24 November 2016.
Baca Juga: Tim Satgas Siaga Karhutla Riau Enggan Komentari Kekalahan Walhi
Pihaknya, telah mengajukan rekomendasi kepada pemerintah pusat untuk banyak membuat kebijakan pencegahan lebih diperbanyak ketimbang penanggulangan. Mereka meminta ini supaya ditanggapi secara cepat supaya pada tahun berikutnya tak lagi terjadi kasus kebakaran hutan dan lahan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Edwar Sanger menawarkan pemerintah harus melakukan pengubahan strategi penanganan bencana sitematis ini.
Tahap pencegahan menurutnya adalah bagian yng harus paling banyak diberikan perhatian lebih karena selama pemerintah pusat hanya banyak memberikan bntuan pada penanggulangan saja.
Klik Juga: Tim Satgas Siaga dan Status Siaga Darurat Karhutla Riau Dibubarkan
"Kita harus mengubah strategi kita untuk lebih fokus pada pencegahan seperti yang dikatakan Pak Danrem yakni pada sosialisasi, edukasi hingga pelaksanaan patroli di lapangan untuk mencegah terjadinya kebakaran," terangnya.
Satgas Siaga Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau akhirnya mencabut status siaga darurat Karhutla yang ditetapkan oleh Riau sejak bulan Maret 2016 lalu hingga diperpanjang kembali tiga bulan setelahnya.
"Dalam kesempatan ini kita sekaligus membubarkan tim Satgas yang telah dibentuk sejak Maret 2016 lalu," jelasnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline