RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pakar Politik Universitas Riau, Dr Hasanuddin mengatakan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru yang akan bertarung pada Pilkada serentak 2017 mendatang dengan jalur independen akan sulit bertarung melawan pasangan calon (Paslon) yang berasal dari partai politik.
Ia menilai mereka yang berani mengambil pilihan untuk bertarung tanpa perahu politik bisa mengungguli pasangan calon yang memiliki ikatan politik yang kuat secara kelembagaan dalam hal ini partai politik.
"Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Pekanbaru yang akan bertarung pada Pilkada serentak 2017 mendatang dengan jalur independen harus berusaha lebih keras untuk memenangkan Pilkada dengan lawan yang jauh lebih kuat," kata Hasanuddin, Kamis, 27 Oktober 2016.
Pasalnya, paslon jalur independen tersebut harus memiliki infrastruktur sendiri dan membentuk tim pemenangan untuk menjaring pemilih sebanyak-banyaknya. Berbeda halnya dengan partai politik yang memiliki struktur yang kuat.
Baca Juga: Inilah Hasil Pengundian Nomor Urut Empat Pasangan Calon
"Kalau calon dari partai politik, mereka sudah punya jaringan yang luas. Jadi secara kelembagaan mereka sudah kuat untuk bertarung dalam Pemilu. Sedangkan pada calon independen ini, mereka harus membangun infrastruktur politik yang relatif melibatkan banyak orang dan memakan biaya yang banyak juga," ujar Wakil Direktur Pascasarjana Universitas ini.
Mengingat waktu seluruh paslon untuk bisa menarik pemilih hanya tinggal 4 bulan lagi, Hasanuddin pesimis bahwa paslon independen bisa memenangkan Pilkada nantinya.
"Menurut saya, untuk waktu yang relatif singkat yaitu sekitar 4 bulan lagi ini agak sulit calon independen berhadapan dengan insfrastruktur yang sudah kuat pada calon yang diusung pada partai politik," sebutnya.
Tak hanya masalah waktu yang singkat, Hasanuddin juga menerangkan kendala lainnya yakni masyarakat yang belum terlalu mengenal beberapa paslon jalur independen tersebut.
Klik Juga: Begini Cara Keempat Paslon Luapkan Kegembiraan Usai Peroleh Nomor Urut
"Ini sebenarnya persoalan penguatan sumber daya politik. Jadi ketika uang terbatas dan jaringan mereka (paslon independen) juga terbatas, lalu berhadapan dengan partai politik yang punya uang dan punya jaringan, maka peluang itu juga menjadi terbatas dan agak sulit," urai Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Riau ini.
Selanjutnya, ia juga menjelaskan bahwa paslon jalur independen harus mampu menjangkau pemilih sebanyak-banyaknya. Hal ini pun sebenarnya, ujar Hasanuddin, juga merupakan hal yang tidak mudah.
"Untuk menjangkau sebanyak-banyaknya pemilih, maka dibutuhkan penguasaan terhadap simpul-simpul pemilih. Di Pekanbaru ini ada 12 kecamatan. Itu cukup besar untuk dicover oleh paslon independen. Jika dibandingkan dengan paslon partai politik yang sudah punya perwakilan di setiap kecamatan di Pekanbaru," jelasnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline