RIAU ONLINE - Pesawat P-51 Mustang adalah pesawat pemburu di era Perang Dunia II yang sangat melegenda buatan North American.
Di Indonesia, Alumni Akademi Angkatan Udara angkatan '69 dan angkatan '70 pernah menggunakan pesawat ini saat menjaga stabilitas keamanan Tanah Air. Merekah sang legenda yang terakhir kali menunggangi sang 'Kuda Liar' di Indonesia.
Pesawat buru taktis ini berawak tunggal ini mampu melesat ke udara dengan beban seberat 7.000 kilogram dan kecepatan jelajah 735 kilometer per jam.
Pesawat yang dikenal dengan nama 'Cocor Merah' ini dilengkapi dengan senjata enam pucuk browning kaliber 12,7 mm, delapan roket launcher dan dua bom.
Baca Juga: Inilah Maskapai Penerbangan Indonesia dengan Rekam Jejak Terburuk di Dunia
Kemampuannya itu membuat P-51 Mustang masuk dalam kekuatan Skadron Udara 3 menjadi salah satu kekuatan pemburu yang berada di bawah kendali Wing Udara 3 Tempur dan berpangkalan di Skadron Cililitan (sekarang Skadron Udara 3 berada di Lanud Iswahyudi, bermarkas di Maospati, Kabupaten Magetan, Jawa Timur).
Dilansir dari Angkasa.co.id, mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) periode 1997-1999 Marsekal Muda TNI (Purn) M Koesneni yang juga menjadi satu dari pelaku sejarah penunggang P-51 Mustang yang tersisa kala itu, menunjukkan foto kenangan bersejarah saat berpose bersama Angkatan ’69 dan Angkatan ’70 dengan latar P-51 Mustang.
“Orang-orang ini mas, generasi terakhir pilot-pilot penempur AU yang menerbangkan Mustang. Foto ini diambil kira-kira tahun 1972, nah yang ambil gambar si Mukti (Letkol Purn. Abdul Mukti). Karena dia yang ambil gambar, jadi dia enggak ada di foto,” ungkap sang Purnawirawan Jenderal Bintang Dua itu.
Klik Juga: Jenderal Italia Ini Kemana-mana Nyaman Naik Anoa dan Dikawal Pasukan Garuda
Satu per satu, Koesneni menyebutkan nama-nama para penempur P-51 Mustang generasi terakhir dalam foto itu.
“Yang berdiri ini mas, ini Angkatan ’69 termasuk saya sama Mukti yang ambil gambar ini. Nah yang duduk, ini Angkatan ’70, nah yang terakhir ini mantan Pangkoops II (Panglima Komando Operasi II). Danskadronnya waktu itu al Marhum pak Rukandi (alm. Marsda TNI Purn. Rukandi),” tuturnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline