RIAU ONLINE - Tatang Koswara, seorang penembak jitu atau sniper terbaik di dunia, seperti tercantum dalam buku Sniper Training, Techniques and Weapons. Buku yang ditulis Peter Brookkesmith itu, nama Tatang masuk dalam daftar 14 besar Sniper's Roll of Honour di dunia.
Lahir dari keluarga militer, membuat Tatang memilih masuk militer melalui jalur Tamtama di Banten pada 1966. Meski punya ijazah sekolah teknik (setara sekolah menengah pertama), Tatang melamar sebagai prajurit tamtama menggunakan ijazah sekolah rakyat, yang saat itu merupakan sekolah dasar.
Selang beberapa tahun, Tatang mengikuti penyesuaian pangkat sesuai ijazah yang dimilikinya. Sebagai Bintara, Tatang ditempatkan di Pusat Kesenjataaan Infanteri (Pussenif). Di sana, Tatang mengikuti berbagai pelatihan, mulai dari kualifikasi Raider hingga Sniper. Tatang menggunakan sandi S-3 alias siluman 3
Baca Juga: Dua Pasukan Khusus TNI Ini Loyal ke Bung Karno Hingga Lengsernya
Bersama tujuh rekannya, pada 1974-1975 Tatang terpilih masuk program mobile training teams (MTT). Saat itu, Indonesia belum memiliki Sniper dan antiteror, kemudiann muncullah ide dari perwira TNI untuk melatih Sniper.
Dipimpin pelatih dari Green Berets Amerika Serikat, Kapten Conway. Mereka dilatih menembak jitu pada jarak 300, 600 hingga 900 meter. Tak hanya dilatih menjadi Sniper, Tatang dan rekan-rekannya juga dilatih bertempur melawan penyusup, berkamuflase, melacak jejak serta menghilangkan jejak.
Tatang Koswara di usia senjanya (Sumber: LIPUTAN6.com)
Selama menjalani dua tahun pelatihan, hanya 17 dari 60 orang yang dinyatakan lulus, termasuk Tatang Koswara dan mendapat senjata Winchester model 70, sebuah senjata legendaris Marine AS, Carlos Hatchcock saat perang di Vietnam.
Klik Juga: Selamatkan Tentara Denmark, Amerika Sebut Prajurit Paskhas Ini 'Gila'
Kemampuan dan ilmu yang dimiliki Tatang selama menjalani MTT membuatnya ditarik Kolonel Inf. Edi Sudrajat, Komandan Pusat Pendidikan Infanteri Cimahi untuk menjadi pengawal pribadi dan menjadi Sniper saat terjun ke medan perang di Timor Timur pada tahun 1977- 1978.
Dalam medan perang itu, Tatang bertugas melumpuhkan kekuatan musuh dan menjadi intelijen yang bertugas masuk ke jantung pertahanan dan mengacaukan pertahanan lawan. Di sana Tatang berhadapan dengan pasukan Fretelin, (Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente), sebuah gerakan pertahanan yang berjuang untuk kemerdekaan Timor Timur.
Berhadapan dengan pasukan yang memiliki kemampuan gerlya hebat dan tahu persis medan di Timor Timur, Tatang menjalankan misi rahasia, yang hanya boleh diungkapkan jika mendapat perintah. Namun, akhirnya ada orang yang terlebih dahulu mengungkapnya. Dalam operasi tersebut, lebih dari 40 orang fretilin menjadi korban tembakan jitunya.
Lihat Juga: Inilah Sesepuh TNI yang Dilupakan Negara dan Meninggal dalam Kekecewaan
Tatang Koswara akhirnya pensiun dari dunia militer pada 1996 dengan pangkat terakhir Pembantu Letnan Satu (Peltu). Kemampuan Tatang menjadi Sniper membuatnya disejajarkan dengan penembak jitu terbaik di dunia.
Tatang wafat pada 3 Maret 2015 pukul 19.30, karena serangan jantung. Kata-kata terakhir Tatang adalah "Pada saat kaki saya tertembak, saat saya lari saya bingung karena takut masih dikejar oleh musuh dan saya sudah siap mati pada saat itu, tapi sebelum saya mati saya mencabut ikatan dan foto di kepala saya lalu saya ikatkan ke luka yang tertembak untuk menutupi lubang peluru tersebut lalu sejak itu saya jalan merangkak dengan ikatan yang ada di kaki saya lalu berpikir kalau sampai matipun, maka ketika aku mati darahku harus ada di merah putih."
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline
Sumber: WIKIPEDIA