Laporan: Azhar Saputra
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Permainan berbasis Augmented reality (realitas tambahan) dari Pokemon Go berupa menangkap Pokemon yang memulai debutnya di Amerika dan Australia, awal Juli 2016 silam, rupanya sudah diendus keberadaannya oleh pemuda di Pekanbaru.
Ichsan Luga, Mahasiswa AMIK-STMIK Riau Semester IX, contohnya. Semenjak keberadaan aplikasi hanya bisa dinikmati pengguna iOS dan Android ini rilis, ia berusaha mencari cara untuk bisa merasakannya.
Padahal untuk di Indonesia sendiri, game ini baru rilis tiga hari lalu, 6 Agustus 2016. Ichsan pada pertengahan Juli 2016 silam, berhasil memainkan permainan ini tepat di smartphone miliknya.
Setelah memainkan aplikasi ini, kesan-kesan dirasakannya diutarakan kepada RIAUONLINE.CO.ID saat djumpai di kediamannya di Jalan Irkab, Kelurahan Sidomulyo Timur, Kecamatan Marpoyan Damai.
"Karena belum rilis di Indonesia, Ichsan sebelumnya mencari aplikasinya di web penyedia apk (file aplikasi bisa di download di luar playstore milik android) seperti apk mirrow. Ukurannya pun relatif kecil, tidak lebih dari 60 MB," katanya, Senin, 8 Agustus 2016.
Setelah laki-laki berkaca mata ini mengunduh permainan itu, tidak serta-merta bisa langsung dimainkan. Masih ada tahapan harus dilalui bagi pecinta game ini.
"Mana bisa dimainkan setelah diunduh. Habis itu install lagi fake GPS. Ini diperlukan guna mengubah letak posisi dimana kita berada. Pada saat itu buat aja lagi di Amerika agar permainan ini bisa berjalan," jelasnya.
Usai memasang kedua aplikasi ini, Ichsan baru bisa memainkannya. Sampai dengan keberadaannya di Asia khususnya Indonesia dilegalkan. Pemuda ini telah mengoleksi puluhan pokemon dengan combat power (cp) tertinggi 130 diwakili pokemon bug (serangga).
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline