RIAU ONLINE - Pesawat buatan Indonesia kembali menarik perhatian negara lain untuk memilikinya.
CN235, pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) membuat Presiden Republik Guinea Alpha Conde, tertarik untuk membelinya.
“Kami harap setelah Burkina Faso dan Senegal, Guinea akan menjadi salah satu klien perusahaan ini,” ujar Alpha Conde, melansir dari ANGKASA.co.id, Senin, 8 Agustus 2016.
Pesawat multi guna berkapasitas 49 kursi termasuk untuk kokpit tersebut telah membuat Alpha Conde terkesima. Kemudian, ia menanyakan detail spesifikasi teknis, harga, dan delivery time untuk CN235-220, seri terbaru yang sedang diproduksi PT DI itu.
Bahkan, dia menyatakan kekagumannya pada Indonesia yang memproduksi pesawat terbang.
Baca Juga: Inilah Helikopter Baru Presiden Jokowi
Kunjungan pertama Presiden Guinea ke PT DI pada 4 Agustus 2016 lalu tersebut untuk melihat proses produksi pesawat terbang dan helikopter yang telah dioperasikan di negara-negara ASEAN, juga di Guam, Venezuela, Turki, Korea Selatan, dan Uni Emirat Arab, termasuk di dunia negara Afrika: Burkina Faso dan Senegal.
Dewan Komisaris dan Direktur Produksi PT DI, Arie Wibowo mengatakan saat ini, dua pesawat CN235 buatan PT DI telah beroperasi di Burkina Faso, serta satu CN235 kargo segera dikirimkan ke Senegal.
Rupanya, negara yang berada di Benua Afrika tersebut juga ingin mengikuti jejak dua negara tetangganya tersebut.
Pesawat CN235 mulai diproduksi PT DI (dulu IPTN, Industri Pesawat Terbang Nusantara) pada tahun 1980-an.
Klik Juga: Ternyata, Pesawat F16 Yang Hebohkan Warga Pekanbaru Hibah dari Amerika
Pesawat Multi guna tersebut bisa dimodifikasi untuk kepentingan berbagai misi, seperti pesawat angkut penerjun, evakuasi medis, kargo, penumpang komersial, bahkan untuk VIP & VVIP. Sehingga, mampu lepas landas dengan jarak pendek pada kondisi landasan yang belum beraspal.
Pesawat ini memiliki ramp door dan mampu mengangkut mobil. Produski terbaru dibuat dengan sistem avionik modern dan full glass cockpit.
CN235 juga multihop capability fuel tank, teknologi yang memungkinkan pesawat tidak perlu mengisi ulang bahan bakar jika akan melanjutkan penerbangan.
Untuk mengubah konfigurasinya bisa lebih cepat, dengan landing gear yang retractable dan konfigurasi sayap tinggi. Biaya perawatannya pun tidak mahal.
Lihat Juga: Hebat, 7 Pesawat dan Helikopter Buatan Anak Negeri Ini Jadi Incaran Dunia
Bukan hanya CN235, Presiden Guinea juga tertarik pada pengadaan helikopter Super Puma. Namun saat ini, PT DI hanya menjualnya untuk pasar Indonesia.
Jika Guinea memang serius membelinya, PT DI harus berkoordinasi dengan Airbus
Helicopter.
PT DI berharap, kunjungan Presiden Republik Guinea Alpha Conde dapat membangun kepercayaan dari Republik Guinea agar membeli CN235 atau NC212i.
PT DI sangat menghargai dukungan dari Dubes RI untuk Dakar, Mansyur Pangeran, yang telah membantu memasarkan produk PT DI di negara-negara Afrika.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline