RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pondok perambah yang ditemukan dalam kawasan konservasi Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), di dalamnya ditemukan berjeriken-jeriken bahan bakar minyak (BBM) serta bibit kelapa sawit siap tanam.
Tak hanya itu, Tim Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) terdiri dari TNI, Polisi dan Manggala Agni, juga menemukan solar cell yang terpasang di atap pondok tersebut.
Rencananya, usai membakar lahan yang diserobot tersebut, para perambah ini langsung akan menanamnya dengan kelapa sawit dengan bibit telah disiapkan di sekitar pondok.
Baca Juga: Masya Allah, 2 Hari 100 Ha Lahan Taman Nasional Tesso Nilo Dibakar
"Kita menemukan jeriken BBN, bibit sawit siap tanam serta pondok perambah dilengkapi dengan penerangan dari solar cell," kata Komandan Pangkalan Udara TNI AU (Danlanud) Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama Henri Alfiandi, Selasa, 5 Juli 2016.
TIM SATGAS KARHUTLA
GUBUK para perambah berdiri kokoh pada kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang dibabat, Senin, 4 Juli 2016. Akibat perambahan ini sebanyak 100 hektare lahan TNTN terbakar selama dua hari ini.
Pondok tersebut ditemukan Satgas saat melakukan Water Bombing di kawasan TNTN. Di sekitar pondok sudah rata dengan tanah, tak ada lagi hutan tersisa, tinggal menanam bibit kelapa sawit yang siap tanam.
Dalam dua hari, lahan TNTN yang terbakar mencapai 100 hektare. Kebakaran itu akibat ulah perambah yang menebang hutan tanpa ada mendapat pengawasan serta pantauan dari petugas Balai TNTN.
TIM SATGAS KARHUTLA
BERBAGAI jeriken berisikan Bahan Bakar Minyak (BBM) ditemukan Tim Satgas Karhutla di pondok yang digunakan perambah usai membabat kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Selasa, 5 Juli 2016.
Dari Foto yang diambil pilot air tractor BNPB, terlihat kawasan lahan terbakar merupakan bekas rambahan masyarakat dari hutan lindung TNTN yang masih tersisa.
Kondisi TNTN kian mengkhawatirkan setiap tahunnya. Meski luas kawasannya mencapai 83 ribu hektar lebih, tapi menurut Kepala Balai TNTN, Tandya Tjahjana, ketika itu, lebih dari 50 persen kawasan telah ditambah masyarakat tempatan menjadi perkebunan sawit.
Klik Juga: Singapura Buru Perusahaan Pelaku Pembakar Lahan, Indonesia Malah Bela
Kebanyakan para perambah itu bukan orang tempatan atau asli yang bermukim di sekitar kawasan penyangga TNTN, melainkan para pendatang.
TIM SATGAS KARHUTLA
RATUSAN bibit pohon kelapa sawit siap tanam sudah disiapkan di sebelah pondok yang digunakan para perambah merambah kawasan hutan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Selasa, 5 Juli 2016.
"Banyak dari daerah Sumatera Utara atau dari daerah Jawa. Ini yang membuat kita sulit sekali membabat perambahan ini sampai selesai," ungkap Tandya pada RIAUONLINE.CO.ID, Kamis, 3 Maret 2016 lalu.
Simak berita Pekanbaru Kota Sampah lainnya dengan klik di sini.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline