Jeritan Buruh Kebersihan: Perut Lapar, Hutang Menumpuk, Anak Nangis Minta Beli Baju

Buruh-PT-MIG.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/AZHAR SAPUTRA)

RIAU ONLINE, PEKANBARU - Lebaran Idul Fitri 1437 H tinggal menghitung hari. Namun persoalan gaji buruh kebersihan PT MIG tak kunjung usai. Buruh terus berteriak menuntut hak-haknya belum dibayar perusahaan. Para buruh kehabisan kesabaran terus-menerus dibohongi.

 

"Kita sudah panas kepala, panas hati. Perut sudah lapar, utang menumpuk, anak nangis minta beli baju. Kalau ada pihak PT MIG pasti bakal dikeroyok massa. Tak ada nuraninya," tandas buruh lainnya, Riyono.

 

Ratusan buruh akhirnya turun ke jalan melakukan aksi pemblokiran jalan di kawasan Jalan Nangka atau Jalan Tuanku Tambusai. Arus lalu lintas menjadi macet. (KLIK: Dijual Kendaraan Angkutan Sampah Untuk Gaji Buruh Kebersihan)

 



Pemblokiran dilakukan tepat di depan komplek perkantoran Nangka Raya Permai, lokasi kantor PT Multi Inti Guna (MIG). Para buruh marah, lagi-lagi dibohongi oleh PT MIG karena upah mereka tak dibayar sesuai perjanjian yang telah disepakati antara Pemko Pekanbaru dan PT MIG, sehari sebelumnya.

 

"Upah kami dibayar tak penuh. Padahal perjanjian yang disepakati, anggaran yang dikeluarkan oleh Pemko seluruh anggaran itu digunakan untuk membayar upah kami," kata Pilkardo, salah seorang perwakilan buruh, Jumat malam, 1 Juli 2016. (LIHAT: Buruh Kebersihan: Sampai Gaji Dibayarkan, Tenda Akan Tetap Tegak)

 

Upah yang diterima oleh para buruh ini beragam dan tak rata. Para buruh bahkan tak memahami bagaimana pembagian tak merata itu dilakukan oleh PT MIG.

 

Upah yang diterima mulai dari Rp2 juta-an hingga paling rendah hanya menerima Rp4 ratus ribu. Tak satupun ada buruh yang menerima upah penuh.

 

Pemblokiran jalan baru berhenti dilakukan setelah pihak Kepolisian Sektor Bukit Raya datang dan membubarkannya. Kepolisian kemudian menenangkan para buruh yang memanas dengan melakukan audiensi.