RIAU ONLINE - Esok hari, Minggu, 19 Juni 2016, tiga pebalap yang saling berseteru, Valentino Rossi, Marc Marquez dan Jorge Lorenzo, akan bertarung pada Sirkuit Assen di Belanda. Namun, pertarungan itu dibumbui pernyataan kontroversial Marquez yang menyanjung rekan senegaranya, Lorenzo.
Pernyataan tersebut disampaikannya usai melakoni tujuh seri MotoGP musim 2016. Pebalap Tim Repsol Honda itu, dilansir dari sindonews.com, membeberkan apa telah dialami selama empat bulan terakhir.
Kiprah pebalap Spanyol selama memacu kuda besinya sepanjang tahun 2016 ini, tak begitu mulus. Walau terbantu sedikit keberuntungan, pebalap itu merasa bersyukur bisa merebut kembali pucuk pimpinan.
Baca Juga: Semua Pembalap MotoGP Senang Rossi dan Marquez Berdamai
Kesialan menimpa Jorge Lorenzo di GP Catalunya, membuka peluang Marquez merebut kembali gelarnya yang hilang. Ia kini memimpin 10 angka dari kompatriotnya itu dengan 11 seri tersisa. Berikut petikan wawancaranya, dilansir motogp.com:
Anda kembali memuncaki klasemen. Lalu, Anda menganggap diri sendiri sebagai apa, pemburu atau yang diburu?
Tentu saja saya ingin ada di atas. Ada selisih dengan rival di bawah. Saya memimpin 10 angka. Anda akan memilih memimpin klasemen. Sebab, jika Anda melakukan kesalahan, seperti di Le Mans (GP Prancis/seri kelima) dimana saya hanya meraih tiga angka, itu hanya mengurangi keuntungan yang dimiliki.
Tapi, jika Anda ada di posisi dua atau tiga, Anda akan terus dalam tekanan. Sebab, Anda tahu tidak boleh kalah. Anda tidak boleh melakukan kesalahan.
Hanya unggul 10 angka dari Jorge Lorenzo. Seberapa besarkah pengaruhnya?
Jujur saja. Bagi saya unggul 10 angka itu tidak ada artinya. Sebab, pada balapan berikutnya (GP Belanda), jika saya finish ketiga dan Lorenzo menang, maka saya hanya unggul satu angka.
Jadi, memimpin 10 angka itu tidak terlalu membantu. Valentino Rossi juga hanya tertinggal 22 angka. Setelah tujuh seri, selisih ketiga pembalap (di tiga besar) kurang dari 25 angka. Ini akan jadi kompetisi yang ketat hingga akhir.
DUO pebalap Tim Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo dan Marc Marquez, beradu cepat meraih podium.
Valentino Rossi atau Jorge Lorenzo. Siapa yang lebih menyulitkan di lintasan?
Tergantung. Jika sedang harinya, Lorenzo bisa sangat, sangat cepat. Dia lebih kuat dari Rossi. Bagi saya Lorenzo lebih cepat sekitar satu lap. Tapi, disisi lain, Rossi punya banyak pengalaman. Dia tahu bagaimana mengambil keuntungan di setiap situasi.
Klik Juga: Rossi, MotoGP dan Yamaha, Tak Bisa Dipisah-pisahkan
Rossi sangat sulit dikalahkan bila mood-nya sedang bagus. Meski dia bukan yang tercepat sepanjang pekan ini, dia tetap bisa naik podium. Dia sangat konsisten.
Anda bersalaman dengan Valentino Rossi di Barcelona. Apakah itu berarti rivalitas Anda resmi berakhir?
Anda tahu. Bagi saya, rivalitas adalah dengan semua pembalap. Di lintasan, Anda ingin mengalahkan rekan setim, teman, dan lawan dari tim lain. Pada akhirnya, seluruh pembalap. Kami harus punya hubungan yang profesional. Sebab, kami mengambil banyak resiko di lintasan.
Anda sudah berlatih untuk GP Austria di lintasan Red Bull Ring pada 14 Juni lalu. Apakah punya kesan bagus?
Saya selalu ingin mencobanya menggunakan motor MotoGP. Tapi, karena peraturan, kami tidak punya banyak waktu berlatih di sini. Tapi, dengan motor ini, sangat mirip dan hasil tes ini sangat penting. Kami akan disini selama dua bulan, mengendarai berbagai jenis motor. Setidaknya, kami sudah tahu karakter lintasan.
Simak berita MotoGp lainnya dengan klik di sini.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline