Laporan: Azhar Saputra
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Rencana pemerintah untuk membuat kebijakan harga daging sapi di bawah Rp 100 ribu per kilogram di bulan Ramadhan dan hari raya idul fitri pada tahun ini di mentalkan para pedagang pasar di Pekanbaru.
Menurut para pedagang, daging yang ditawarkan pemerintah dengan harga murah adalah daging berasal dari India yang sudah dibekukan dan konsumen enggan membeli daging yang sudah dibekukan.
"Kemaren dinas peternakan sudah kesini. Katanya masih sosialisasi saja. Kalau harga daging melonjak tajam, mereka mau masukkan. Tapi saya tidak ambil walaupun harganya Rp 80 ribu per kilogram. Itu kan daging beku, lagian orang Pekanbaru mana mau daging kayak gitu," kata Jon, pedagang pasar Cik Puan kepada RIAUONLINE.CO.ID, Jumat, 3 Mei 2016.
BACA JUGA: Janji Jokowi Tak Teralisasi, Daging di Pekanbaru Rp 120 Per Kg
Sementara, pedagang pasar Pusat, Anton menjelaskan daging sapi yang sudah dibekukan tidak cocok di konsumsi untuk rumah tangga dan hanya bisa dipakai untuk konsumsi restoran.
"Orang Sumatera ini kan pemilih. Daging beku kayak gitu maunya di hotel, restoran besar. Baru cocok itu. Kalau disini enggak lah," ucapnya.
KLIK JUGA: Harga Daging, Riau Tak Mampu Penuhi Keinginan Jokowi
Jon mengaku tidak menyetujui kebijakan pemerintah yang menawarkan daging murah tersebut. Sebab, tuturnya jika pemerintah memaksakan pedagang pasar tradisional untuk menjual daging yang sudah mengalami proses pembekuan itu, maka dikhawatirkan akan merugikan pedagang maupun pembeli.
"Itu kan daging beku. Jadi kalau nanti sudah sampai di rumah dan dimasak pasti menyusut. Paling tidak 200 gram hilangnya. Itu kan duit juga," tandasnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline