(RIAUONLINE.CO.ID/IZDOR)
Selasa, 31 Mei 2016 20:51 WIB
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman berharap rencana aksi restorasi gambut ini dapat memulihkan kerusakan lingkungan dan mampu meningkatkan sosial ekonomi masyarakat.
Kedepan kata dia, pemulihan lahan gambut ini nantinya akan dibarengi dengan penanaman sagu sebagai komoditas asli gambut yang dapat meningkatkan produksi sagu Riau sebagai daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia. Di mana tahun sebelumnya Riau mampu memproduksi sagu sebangak 246 ribu ton pertahun.
"Diharapkan setelah restorasi ini produksi sagu Riau terus meningkat," ujarnya, Selasa, 31 Mei 2016. (KLIK: Unri Bakal Turunkan Mahasiswa KKN Beri Penyuluhan Restorasi Gambut)
Baca Juga
Melihat program rencana yang telah dirumuskan oleh BRG, Andi optimis upaya restorasi akan berjalan baik. Menurutnya, BRG dalam melakukan program restorasinya juga memperhitungkan bagaimana dampak ekonomi masyarakat sehingga ia yakin masyarakat akan menerimanya.
"Kita melihat sendiri di masyarakat bahwa masayarakat juga sudah mau secara mandiri ikut membangun sekat kanal yang awalnya diinisiasi oleh pemerintah. Namun kini masyarakat mau membangunnya walaupun tanpa bantuan dari pemerintah," ujarnya. (BACA: Riau Jadi Pusat Restorasi Gambut Tropis Dunia)
Hal lainnya adalah BRG bersedia mendorong masyarakat dan pemerintah daerah untuk membudidayakan tanaman sagu untuk menggantikan tanaman sawit maupun tanaman lain yang membuat fungsi gambut menjadi rusak dan kering.
"intinya adalah bagaimana gambut tetap basah. Nah sagu itu bisa memelihara gambut supaya tetap basah. Apalagi tanaman sagu memang sangat cocok di lahan bergambut seperti yang di Riau ini," tutur Andi.
Andi optimis dalam beberapa tahun mendatang Riau dapat menjadi daerah penghasil sagu terbesar di Indonesia. Karena melihat potensi perkembangannya kini dan meningkatnya permintaan dan distribusi ke dalam dan luar negeri.
Selain itu untuk mendorong perkembangan industri sagu di Riau, pemerintah akan membangun produksi hilir sagu.
