RIAU ONLINE - Sadiq Khan menjadi Wali Kota London Muslim pertama dalam pemilu bersejarah yang dilaksanakan pada Sabtu (7/6) lalu. Namun tidak banyak yang mengenal sosok pria 45 tahun ini.
Khan, putra dari sopir bus dari Pakistan dan seorang Ibu yang berprofesi sebagai seorang penjahit. Menetap di kota kecil, Tooting, London Selatan. Ia dibesarkan di perumahan yang disubsidi oleh pemerintah setempat bersama tujuh saudara kandungnya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di sekolah negeri di Tooting, Khan belajar ilmu hukum di sebuah Universitas di London dan bekerja sebagai pengacara hak asasi manusia selama lebih dari satu dekade.
Dilansir dari USA Today, Khan pernah menjadi anggota dewan termuda di London untuk otoritas lokal di London pada usia 23 tahun. Ia juga menjabat sebagai ketua Liberty, sebuah organisasi hak asasi manusia terkemuka di Inggris dan Wales selama tiga tahun.
Selain itu Khan juga terpilih menjadi anggota Parlemen Inggris pada tahun 2005 dan Menteri Transportasi antara 2009 dan 2010, saat pemerintah Partai Buruh digulingkan dan digantikan oleh koalisi antara partai Konservatif dan Demokrat Liberal.
Sebagai seorang Muslim, Khan dikenal sebagai sosok yang memiliki toleransi tinggi. Ia pernah mendukung pernikahan gay pada 2013, meski sempat memicu ancaman kematian dari ekestrimis. Meskipun tak meminum alkohol, Khan juga sempat berkunjung ke beberapa kelab malam dan menyerukan agar kelab malam di Inggris tidak di tutup.
Pada tahun 1994, Khan menikah dengan seorang pengacara Saadiya Khan dan memiliki dua anak perempuan. Ia menjadi anggota Muslim pertama di Parlemen Inggris yang terpilih di London pada tahun 2005, Khan menulis buku berjudul Fairness Not Favours - Bagaimana Menghubungkan Warga Muslim Inggris.
Saat pemilihan Walikota Inggris, Khan dituduh telah melakukan kampanye negatif dengan menghubungkan Khan dengan ekstrimis oleh rivalnya, Goldsmith. Selain itu, Perdana Menteri, David Cameron mengatakan Khan telah berbagi platform dengan orang-orang dengan pandangan ekstremis.
Khan mengatakan ia tidak pernah menyembunyikan fakta bahwa ia berurusan dengan beberapa karakter yang cukup burul selama bekerja sebagai seorang pengacara hak asasi manusia dan sebagai ketua Liberty.
Seorang Konservatif senior London, Andrew Boff mengkritik strategi Goldsmith dan mengatakan tindakan Goldsmith telah merusak hubungan partai dengan komunitas Muslim. Khan menuduh konservatif.
Setelah terpilih, Khan menuduh Partai Konservatif menjalankan "kampanye jahat" dan menyatakan, "Sebagai walikota, saya akan menjadi Muslim Inggris yang berjuang melawan para ekstremis."