4 WNI Masih Diculik, Menlu: Indonesia Tidak Akan Bayar Tebusan

Milisi-Bersenjata-Abu-Sayyaf.jpg
(INTERNET)

 

RIAU ONLINE - Di tengah upaya negosiasi yang terus berlangsung, Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi menegaskan kebijakan pemerintah tidak akan membayar tebusan untuk ABK yang masih diculik.

 

Sebelumnya pada Minggu (1/5/2016), 10 WNI telah dibebaskan oleh Abu Sayyaf usai upaya negosiasi panjang. Sementara, empat WNI yang diculik pada 1 April lalu di perairan Sabah masih disandera Abu Sayyaf.

 

Menurut Menlu Retno, pemerintah masih terus berupaya untuk membebaskan empat ABK yang masih menjadi tawanan Abu Sayyaf. Namun, pemerintah Indonesia tidak akan membayar tebusan melainkan mengandalkan perundingan seperti yang dilakukan sebelumnya.

BACA JUGA: Pasca 10 WNI Bebas, Filipina Lanjutkan Pembebasan Sandera Lain

 

"Saat ini, kami masih terus bekerja keras untuk membebaskan 4 WNI itu. Kami akan manfaatkan semua opsi yang terbuka untuk dapat bebaskan 4 WNI itu. Pemerintah tidak akan membayar tebusan kepada penyandera," kata Retno, seperti dilansir dari CNN Indonesia, Senin (2/5/2016).



 

Retno menuturkan kondisi dan posisi empat WNI itu terpantau oleh pemerintah dari waktu ke waktu.

 

Pemerintah, ujar Retno telah membentuk tim khusus pada 28 Maret lalu saat mengetahui ada WNI yang diculik di Filipina.

KLIK JUGA: Upaya Pembebasan 10 WNI Adalah Bentuk Diplomasi Total

 

Usai melakukan negosiasi yang sangat penjang antara Indonesia dan penyandera, akhirnya Abu Sayyaf sepakat untuk membebaskan 10 WNI tanpa tebusan.

 

Selain WNI, Kelompok Abu Sayyaf juga menyandera beberapa warga asing, yakni Warga Kanada, Norwegia, Belanda, Malaysia, dan China.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline