RIAU ONLINE, PEKANBARU - Tak sedikit anak-anak di Riau memilih kuliah di universitas luar negeri. Bahkan, menghabiskan uang banyak dan semuanya menjadi pemasukan di negeri tersebut.
Kondisi ini disoroti Plt Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Kerjasama (BKS) Perguruan Tinggi Islam Swasta (PTIS) Indonesia, di kampus Universitas Islam Riau, Kamis (24/3/2016).
BACA JUGA : Ini Nyata! Soal UN Tersebar di WhatsApp
Namun, ucapan itu bukan bermaksud melarang anak-anak belajar di luar negeri. Hanya saja, Plt Gubri ingin mengingatkan, biaya yang dikeluarkan selama di sana justru menjadi pemasukan bagi negara orang. Sementara, jika biaya itu dipakai untuk kuliah di Indonesia, hasilnya tetap dinikmati bangsa sendiri.
KLIK JUGA : Jaksa Tuntut Mario Penyusup Garuda 7 Bulan Penjara
Kondisi itu juga menggambarkan nyatanya tantangan bagi PTIS di Indonesia. Yaitu bagaimana PTIS mampu mengurangi jumlah anak-anak yang kuliah di luar negeri. Langkah yang perlu dilakukan menurut Plt Gubri adalah meningkatkan mutu dan kualitas perguruan tinggi dalam negeri.
Lalu alumni yang dihasilkan pun mesti berkualitas. Untuk itu perlu meningkatkan SDM para dosen dan pegawai di lingkungan perguruan tinggi Indonesia. Hal itu perlu didukung pula dengan penambahan sarana prasarana kampus.
"Pemerintah sendiri,khususnya kita di Provinsi Riau ini sangat mendukung Perguruan Tinggi yang ada, baik itu negeri maupun swasta dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas nya. Seperti memberikan beasiswa untuk dosen, mahasiswa dan juga bantuan peralatan kampus. Mudah-mudahan melalui kegiatan ini akan dapat menghasilkan suatu keputusan bersama, untuk terus secara bersama-sama memajukan PTIs ini," ungkapnya sebagaimana dilansir dari portal resmi Pemprov Riau.
Sementara Rektor UIR Prof Dr Detri Karya SE MA, menjelaskan, selain Rakernas, juga akan dilaksanakan seminar nasional.