RIAU ONLINE, PEKANBARU - Universitas Riau (Unri) secara resmi menolak Lesbian, Gay, Biseksual dan Transeksual (LGBT), Syiah dan alirannya lainnya tumbuh di kampus.
Penolakan ini disampaikan Rektor Unri, Aras Mulyadi saat menggelar diskusi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau (BEM Unri), Selasa (23/2/2016), dengan topik isu-isu kebaruan yang terjadi belakangan ini, terutama masalah LGBT.
"Dari hasil pertemuan kita, Pak Aras (Rektor Unri) menyatakan sikap menolak LGBT, Syiah dan aliran lainnya yang dilarang. Untuk teknisnya nanti akan dirundingkan dengan BEM Unri dan Wakil Rektor III bagian kemahasiswaan akan membicarakannya lebih detail," ungkap Wakil Presiden Mahasiswa Unri, Muhammad Asnawir Nasution saat bincang-bincang dengan RIAUONLINE.CO.ID.
(Baca Juga: Pondok Pesantren Waria Ini Diserbu, Penghuni: Kami Ingin Ibadah)
Awalnya, dalam diskusi BEM diwakili Kementerian Hukum dan Advokasi BEM Unri meminta Rektor Aras Mulyadi untuk menyatakan sikapnya atas beberapa persoalan belakangan patut disikapi secara tegas. Asnawir mengatakan dalam diskusi tersebut menghasilkan beberapa poin kesepakatan.
Selain itu, tuturnya, Rektor Unri juga sepakat agar perkuliahan di kampus tidak mengganggu mahasiswa untuk melakukan salat di awal waktu.
"Beliau akan mengupayakan agar jadwal perkuliahan tak mengganggu jadwal salat bagi mahasiswa Islam. Nantinya ini akan dibicarakan oleh Wakil Rektor I bidang Akademis," ucapnya.
Menteri Hukum dan Advokasi, Triandi Bimankalid mengatakan, hasil diskusi antara BEM UR dan pihak Rektorat kampus ini patut diapresiasi. Mereka mengapresiasi karena rektor bersedia ditemui oleh mahasiswa.
(Klik Juga: Gara-gara Kritik LGBT, Nike Putus Kontrak dengan Manny Pacquiao)
"Namun harapan kami bahwa apa yang didiskusikan dalam forum ini segera mendapatkan respon yang cepat dan aksi yang nyata dari Rektorat. Karena percuma saja jika hasil ini hanya berakhir dalam meja diskusi Pak Rektor saja," kata Triandi.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline