PENGURUS Gafatar saat menyelenggarakan seminar sosial dengan Ketua PMI Pekanbaru, ketika itu, Alm Yuzamri Yakub, tahun 2013 silam.
(INTERNET)
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara asal Riau yang sudah diamankan di Jakarta menolak dipulangkan ke Pekanbaru. Mereka khawatir ditolak keberadaannya oleh masyarakat.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Riau, Ardi Basuki mengatakan penolakan eks anggota Gafatar untuk dipulangkan bukan hanya berasal dari Riau saja. Menurut informasi dari Jakarta yang ia terima, penolakan untuk pulang hampir dilakukan oleha hampir seluruh warga yang kini ditampung oleh Kemensos RI.
"Mereka menolak pulang karena mereka takut masyarakat setempat menolak kehadiran mereka. Mereka takut diintimidasi, dianiaya atau sampai bahkan dibunuh oleh masyarakat karena status terlarang yang sudah disandang Gafatar. Makanya mereka keberatan dan menolak untuk dipulangkan," urai Ardi ketika ditemui di ruangannya, Jumat (29/1/2016). (KLIK: Ketika Gafatar Membela Diri)
Untuk mengatasi kekhawatiran dari warga eks anggota Gafatar ini, Dinsos dan Kesbangpol Provinsi telah mengirim petugas ke daerah tempat warga Gafatar berasal. Tujuannya untuk mencari tahu apakah masyarakat menerima mereka atau tidak.
"Anggota kita sudah kita kirimkan ke daerah untuk memantau dan melihat kemungkinan yang terjadi jika mantan anggota Gafatar ini kita pulangkan ke daerahnya kembali. Apakah masyarakat menolak atau tidak," katanya.
Jika masyarakat setempat menolak kehadiran mereka, nantinya mereka akan ditampung lebih lama di Rumah Persinggahan Trauma Center yang ada di Dumai. Karena menurut Ardi, mereka merupakan tanggung jawab dari Dinas Sosial untuk menampungnya. (BACA: Eks Gafatar Riau akan Terus Dipantau Pemerintah)
"Untuk sementara waktu jika masyarakat menolak kehadiran mereka maka akan ditampung sementara oleh Dinsos. Sementara itu kami akan membuat pendekatan pada masyarakat setempat supaya mereka dapat menerima kehadiran mantan anggota Gafatar ini kembali," jelasnya.