Penulis: Wilna Sari
RIAU ONLINE, PEKANBARU - Pemerintah Kota Pekanbaru semakin serius memantapkan kesiapan pengusaha lokal, terutama dalam pelabelan produk bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) guna menghadapi tantangan serta peluang pasar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Wali Kota Pekanbaru, Firdaus, dalam wawancara dengan RRI Pro 1, Selasa (12/1/2016), mengampanyekan Gerakan Cinta Produk Dalam Negeri, serta mengajak para produsen untuk berani memberi label produk sesuai nama daerah produksinya. (Baca Juga: Produk UMKM Harus Berkualitas Agar Bisa Bersaing di MEA)
"Kita harus berani punya label atau merek. Kalau ada produk dari Bangkinang, ya tulis Bangkinang pada kemasannya. Misalnya, orang selama ini menamakan nanas Pekanbaru, padahal nanas Kampar. Karena di luar orang tahunya Pekanbaru, bukan Kampar," katanya.
Firdaus mengajak masyarakat pelaku usaha untuk lebih percaya diri mencantumkan daerah asli di mana produk tersebut dihasilkan. Di samping itu, juga terbuka peluang bagi daerah-daerah di luar Pekanbaru untuk lebih dikenal, tidak hanya oleh pelaku MEA dalam negeri saja tetapi juga dari negara ASEAN lainnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Koperasi UMKM Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut, turut dalam siaran itu, mengatakan mereka dapat membantu untuk mengurus pematenan produk.
"UMKM yang mau membuat paten, bisa daftarkan langsung ke Dinas Koperasi Pekanbaru atau Dinas Perindustrian dan Perdagangan. Kami sudah bersinergi untuk mengurus Hak Asasi Kekayaan Intelektualnya (HAKI)," kata Ingot pada Dialog Interaktif soal Kesiapan UMKM mengahadapi MEA itu. (Klik Juga: Pisang Madu Ini Karya Mahasiswa UIN Suska Pekanbaru)
Dinas Koperasi dan UMKM, tuturnya, juga memrioritaskan program analisis usaha bagi pelaku UMKM. Tujuannya, agar pengusaha mengetahui bagaimana barang yang dihasilkan dapat diserap oleh pasar.
"Misalnya analisis produk. Jika per hari terjual 10 produk, maka dipikirkan adalah bagaimana cara mengembangkan jumlah produksi. Contohnya gorengan pisang kipas. Padahal itu sebenarnya cuma pisang goreng biasa, tapi keunikan namanya menjadi daya tarik. Analisisnya, mulai dari durasi ketahanan produk, kemasan, hingga target laku terjualnya. Pada intinya program ini mencari cara agar semua produk laku terjual," katanya.
Bagi Ingot, keseriusan ini sangat perlu dilakukan karena UMKM yang usahanya kecil jika dibarengi dengan profesionalitas, maka akan dapat memberikan keuntungan yang lebih besar. (Lihat Juga: Ingin Ngemil? Coba Pisang Goreng Rendah Kolesterol Ini)
Adapun tiga strategi utama bagi UMKM agar mampu bersaing dalam pasar ASEAN ini, terang Ingot, yaitu memperkuat legalitas usaha, perluasan akses permodalan, dan memberi ruang pada UMKM untuk tampil dan bersaing.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline