Penurunan Harga BBM Ditentukan Pekan Ini

RIAU ONLINE, JAKARTA - Pemerintah bersama Pertamina akan menentukan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) pada pekan ini. Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengungkapkan akan menggelar rapat dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk membahas penetapan harga BBM Januari 2016.

 

"(Akan dibicarakan) dalam minggu-minggu ini," kata Dwi, Senin (21/12/2015).

 

Pertamina dan Kementerian ESDM akan melihat variabel harga minyak mentah dan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dalam tiga bulan ke belakang untuk menentukan harga BBM di awal 2016. Dwi mengakui ada peluang penurunan harga BBM.

 

Tapi Dwi tak mau memastikan, rencana penurunan ini meliputi harga premium atau solar saja. Yang pasti, menurut Dwi, saat ini Pertamina sudah tidak mempermasalahkan kerugian perusahaan sebesar Rp 12 triliun akibat kebijakan yang tidak menaikkan harga BBM saat harga minyak mentah naik di kuartal I dan II 2015.

 

Pertamina memang sudah tidak memiliki alasan lagi untuk tidak menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Apalagi harga minyak dunia jenis WTI terus longsor hingga menjadi 34,63 dollar AS per barrel di New York Mercantile Exchange pada Senin (21/12/2015).



 

Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS juga cenderung stabil. Penurunan harga BBM ini dinanti oleh pengusaha dan pelaku pasar karena dapat mendorong daya beli masyarakat dan ekonomi domestik.

 

Ekonom Mandiri Sekuritas Leo Rinaldy bilang, jika harga minyak dunia bertahan di kisaran 35 dollar AS-36 dollar AS per barrel dan rupiah relatif stabil di level Rp 14.000 per dollar AS, maka harga keekonomian premium ada di bawah Rp 7.300 per liter.

 

"Jika harga BBM turun maka ruang penurunan BI rate makin besar dan daya beli masyarakat meningkat," ujarnya, Senin (21/12/2015).

 

Hal yang sama juga diungkapkan Pengamat Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Radi. (BACA JUGA: Utang Indonesia Tembus US$304,1 Miliar, Swasta Mendominasi)

 

Dia mengatakan dengan melihat perkembangan harga keekonomian pada saat ini, harga bahan bakar jenis premium seharusnya bisa turun Rp 500 per liter. Dengan harga jual premium saat ini sebesar Rp 7.400 per liter, saat ini premium seharusnya dijual Rp 6.900 per liter.

 

"Pemerintah tidak perlu memperhatikan keuangan Pertamina, karena hal itu akibat salah kelola," kata Fahmi.

 

Menteri Koordinator Ekonomi Darmin Nasution tidak bisa menjanjikan penurunan harga BBM di awal tahun. Sebab belum ada pembahasan. "Saya tidak menjanjikan apa-apa. Tunggu saja," katanya.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline