RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kebakaran hebat yang melanda Pasar Pusat atau Ramayana selama 48 jam, berdampak terhadap konstruksi bangunan gedung pusat grosiran pakaian di Riau tersebut.
Berdasarkan penilaian Tim Ahli Kontruksi dari Universitas Islam Riau (UIR) dinyatakan, lantai dasar Pasar Pusat miring. Namun, guna mengetahui kelaikan gedung tersebut, Tim Ahli akan kembali menggelar penyelidikan kelaikan gedung Pasar Sukaramai tersebut, hari ini, Senin 14/12/2015). (Baca Juga: Tim Ahli Ini Tentukan Bisa atau Tidak Pedagang Berjualan di Ramayana)
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, menjelaskan, dari pemeriksaan sementara diketahui gedung tersebut berbahaya untuk digunakan kembali.
"Dari pemeriksaan sementara diketahui sebagian besar plat lantai mengalami lendutan karena besi tulangan terkena panas hingga kekuatannya menurun," kata Kabid Humas Guntur, MInggu (13/12/2015).
Mantan Kapolres Pelalawan ini mengatakan, lendutan terparah terjadi di lantai 1 pada lorong antara Blok E dan F sebesar 99 milimeter. Sementara pada blok F1 lebih kecil, 56 milimeter dan pada blok D 8 milimeter. (Klik Juga: Tim Labfor Pelajari Penyebab Kebakaran Ramayana dari CCTV)
Selain di lantai satu, kerusakan atau lendutan juga ditemui pada lantai 2. Di lantai ini, lendutan berkisar antara 8 milimeter hingga 63 milimeter. "Menurut tim ahli kontruksi toleransi lendutan hanya 20 hingga 30 milimeter," jelasnya.
Sementara itu, lantai di ruang pengelola ditemukan miring dengan perbedaan ketinggian mencapai 6,3 sentimeter. Guntur juga menjelaskan, hari ini tim akan berusaha memasuki lantai dimana Matahari berjualan.
"Hal itu baru dapat dilakukan karena beberapa hari sebelumnya kondisi gedung masih sangat panas," jelasnya.
Guntur menjelaskan, tim dipimpin Guru Besar Teknik UIR, Sugeng, akan bekerja selama beberapa hari usai kebakaran hebat Selasa (8/12/2015) lalu, di sejumlah titik bangunan. (Lihat Juga: Titik Api Berasal dari Basement Gedung Ramayana)
Menurutnya, pemeriksaan itu dilakukan lantaran banyaknya pedagang kios di Pasar Pusat mendesak menanyakan kapan mereka bisa kembali berdagang.
"Nantinya jika gedung itu layak dipakai maka pedagang tentu dapat kembali berjualan. Sementara itu jika nanti dipastikan tidak layak maka harus di robohkan," jelasnya.
Pantauan di lapangan, terlihat jelas gedung dibangun pada 1999 itu rusak parah setelah terbakar lebih dari 48 jam sejak Selasa sore lalu. Hawa panas masih sangat terasa diikuti aroma menyengat di lokasi kebakaran. (Baca: Ramayana Pekanbaru Terbakar, Pengunjung dan Pedagang Panik)
Di lantai satu terlihat jelas genangan air dan barang-barang berserakan selanjutnya dinding bewarna hitam pekat. Kebakaran hebat melanda Pasar Sukaramai Selasa sore pekan lalu disebut sebagai kebakaran terlama pernah terjadi di Pekanbaru.
Ketua Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Kota Pekanbaru, Burhan Gurning menyatakan pihaknya telah mengerahkan seluruh kekuatan yang dimilikinya seperti 17 unit mobil Damkar serta 100 anggota Damkar.
"Api sangat sulit dipadamkan karena lokasinya berada persis di dalam gedung yang sulit di jangkau," jelasnya.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline