Alasan Kader HMI Sulselbar Ramai-Ramai ke Pekanbaru

Kader-HMI-Persenjatai-dengan-Kayu.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/SAAN)

RIAUONLINE, PEKANBARU - Ketua Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulawesi Selatan - Sulawesi Barat (Sulseslbar) Pahmuddin Kholik mengakui lebih dari seribu kadernya datang ke Pekanbaru atas kemauan sendiri. Namun, kata dia, para kadernya tetap dalam pengawasan pengurus cabang masing-masing.

 

"Mereka hadir dengan semangat ke HMI-an," katanya kepada Tempo, Rabu, 25 November 2015. Sebagaimana dilansir RIAUONLINE.CO.ID dari laman Tempo.co.

 

Menurut Pahmuddin, kehadiran kader pengembira itu didasari semangat belajar dalam momentum politik pada kongres HMI ke-29 di Pekanbaru ini. Mereka hadir denga biaya sendiri. "Ada juga sumbangan dari alumni," katanya. (LIHAT: Ada Pihak Ingin Hancurkan Nama HMI, Kongres Dipercepat)

 

Kongres HMI ke-29 di Pekanbaru, Riau, sejak awal menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Acara yang berlangsung pada 22-26 November 2015 itu mendapat kucuran dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Riau sebesar Rp 3 miliar. Hal itu mendapat pertentangan dari masyarakat.

 

Rombongan kader HMI dari berbagai daerah juga disebut melakukan tindakan anarkistis, seperti tidak membayar makan di sebuah restoran di Indragiri Hulu, melakukan perusakan fasilitas umum, hingga merusak mobil dinas polisi. Kader yang diduga dari Indonesia timur juga menyerang empat panitia lokal hingga babak belur.

 



Satu panitia pun terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat tusukan anak panah dalam insiden itu. Bahkan polisi harus memberi makan hampir 2.000 kader HMI yang telantar untuk mengurangi risiko kerusuhan. Namun, Pahmuddin membantah segala tuduhan miring terhadap kadernya. (KLIK: Jika Terus Diganggu, Kongres HMI Pindah ke Jakarta)

 

Tidak ada motif lain di balik temuan sejumlah senjata tajam oleh polisi dari tangan kader pengembira. Menurutnya, senjata tajam tersebut hanya untuk pegangan para kader. "Tidak ada saya dengar pengrusakan, apapun macamnya, senjata tajam seperti badik dan parang saya melihatnya hanya oleh-oleh yang mereka pegang," ujarnya.

 

"Soal warung makan sudah dibayar oleh Ketua KAHMI setempat," dia menambahkan. Pahmuddin mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan kepada seluruh pengurus Badan Koordinasi seluruh Indonesia agar melibatkan para kader pengembira ini dalam kepanitiaan untuk turut membantu mensukseskan kongres.

 

Sebab dia menilai kepanitiaan memang kurang siap dalam penyelenggaraan. "Saya berharap Steering Comite dan MPK agar segera melanjutkan agenda. Jangan larut dan membuang waktu di Pekanbaru," ucapnya. Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Arief Rosyid Hasan meminta maaf atas kejadian di Pekanbaru, menjelang Kongres HMI ke-29. (LIHAT: 699 Aktivis HMI Direlokasi dari GOR ke Kawasan MTQ)

 

"Saya sebagai ketua umum PB HMI memohon maaf sebesar-besarnya kepada warga dan pemerintah Riau, masyarakat Indonesia, dan umat Islam sekalian, atas rentetan kasus yang terjadi di Kongres Pekanbaru," kata dia dalam siaran pers yang diterima Tempo, Senin, 23 November 2015.

 

Arief mengatakan, kongres adalah kegiatan terbesar dan puncak dari acara organisasi ini. Namun, kata dia, beberapa hari ini HMI telah menanggung malu akibat keresahan yang ditimbulkan. "Harus diakui hal ini berada di luar kontrol kami sebagai pengurus besar HMI yang seharusnya menunjukkan perilaku akhlakul karimah dan panutan masyarakat," ujarnya.

 

Arief tetap mengapresiasi kehadiran mereka yang mendukung Kongres. "Namun sejatinya antusiasme tersebut membutuhkan ruang dan cara yang tepat. Tugas kami adalah menyiapkan ruang tersebut, agar hal-hal yang tidak diinginkan tak terjadi lagi," kata dia.

 

"Adapun hal-hal dan kerugian yang disebabkan oleh para kader yang menjadi rombongan penggembira akan kami pertanggungjawabkan," ujarnya lagi. Arief juga berharap agar semua pihak, terkhusus semua kader HMI, agar senantiasa menahan diri dan menjaga nama baik himpunannya itu.