Aplikasi Ini Bisa Deteksi Kandidat Tak Penuhi Janji Kampanye

Logo-KPU.jpg
(INTERNET)

RIAU ONLINE, JAKARTA - Dua hari lalu, bertempat di ruang Media Center KPU RI, Komisi Pemilihan Umum (KPU) meluncurkan Aplikasi untuk Akses Pilkada Serentak 2015. Aplikasi-aplikasi yang diluncurkan tersebut merupakan hasil perlombaan yang telah diselenggarakan KPU dengan Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) pada 8 November 2015 lalu.

 

Menurut Komisioner KPU RI Sigit Pamungkas, perlombaan aplikasi bertajuk “Pilkada Serentak Apps Challenge Code for Vote 4.0” tersebut merupakan salah satu upaya melibatkan publik untuk tahu dan berpartisipasi dalam Pilkada yang akan digelar serentak pada 9 Desember 2015 mendatang. (BACA JUGA: Mencurigakan, Jelang Pilkada Serentak Terjadi Kenaikan Dana Bansos APBD)

 

“Cara atau upaya agar publik tahu dan berpartisipasi di pemilihan itu banyak. Ada dengan cara KPU terjun langsung ke lapangan mendatangi pemilih, mengajak, memberitahu untuk mendorong partisipasi pemilih. Ada pula dengan penggunaan aplikasi teknologi. Dalam hal itu acara perlombaan aplikasi ini diselenggarakan,” ungkap Sigit, selaku narasumber dalam konferensi pers peluncuran aplikasi tersebut, bersama Komisioner KPU RI Ferry Kurnia Rizkiyansyah dan Ketua Perludem Didik Supriyanto.

 

Mereka yang bergerak di bidang ini sering disindir sebagai slacker aktivisme, aktivis yang malas. Tapi Sigit melihat sisi lain, di mana para pembuat aplikasi terlibat mendidik publik dengan memudahkan untuk tahu tentang berbagai hal yang seharusnya masyarakat tahu.

 

“Jadi kita sangat mengapresiasi upaya yang ditempuh rekan-rekan yang membuat aplikasi. Ini bukan bagian dari slacker aktivisme, tapi mereka adalah aktivis yang melengkapi cara pemberian informasi kepada masyarakat,” terang Sigit seperti dikutip dari laman Kompas.com.

 

Ia menambahkan, dalam sistem ini banyak hal yang disampaikan, dari menu-menu khusus informasi dasar berkaitan dengan pemilihan hingga menu untuk mengecek sejauh mana kandidat dalam pilkada memenuhi janji selama kampanye. “Jadi tidak sekadar informasi seputar pemililihan tapi setelah pemilihan pun masyarakat bisa mengecek sejauh mana kandidat menepati janji-janjinya,” jelas Sigit.

 

Sebagaimana Sigit, Ferry Kurnia Rizkiyansyah pun mengungkapkan apresiasinya. “Saya pikir semuanya menang. Ada 42 tim dari seluruh Indonesia, ini luar biasa aplikasinya, walaupun kita harus memilih yang terbaik di antara mereka,” kata Ferry.

 



Sementara Didik Supriyanto mengungkapkan, proses penjurian perlombaan ini tidak gampang. Semula Perludem dan KPU akan memperlombakan khusus tentang bagaimana melakukan digitalisasi formulir C1. Namun ternyata tidak ada peserta yang menyampaikan konsep program yang sesuai dengan kriteria, sehingga sistem apps digitalisasi C1 tidak ditentukan pemenangnya.

 

“Tapi akhirnya kita menemukan adanya program aplikasi aplikasi yang bagus kalau kita kembangkan ke depan dan kita sebut sebagai aplikasi yang visioner,” kata Didik.

 

Selanjutnya, setelah Sigit Pamungkas resmi meluncurkan Aplikasi Akses Pilkada Serentak 2015 ini, para pemenang lomba mendemonstrasikan aplikasi buatan mereka, baik secara langsung maupun melalui teleconferences.

 

Pilkada Serentak Apps Challenge Code for Vote 4.0 ini diikuti 102 orang dari 42 tim yang berpartisipasi memperebutkan tiga juara untuk kategori umum ditambah tiga juara untuk kategori khusus. Berikut para pemenang Pilkada Serentak Apps Challenge Code for Vote 4.0:

 

Kategori Umum :

Juara 1 “Pilkadanesia”. Aplikasi ini memberikan fitur-fitur yang cukup lengkap pada pengguna, seperti fitur untuk calon kepala daerah. Kemudian para pengguna dapat mengetahui apakah mereka telah terdaftar dalam DPT maupun lokasi TPS mereka dapat mencoblos. Fitur yang terakhir adalah validasi scan C1 serta hasil pilkada. Fitur ini memberikan kesempatan kepada pengguna untuk dapat memvalidasi secara langsung hasil pilkada yang dapat diunggah oleh KPU dan tentunya pengguna dapat memasukan data secara langsung sebagai bahan verifikasi.

 

Juara 2 “Sistem Informasi Pilkada Serentak (SIPS)”. Aplikasi ini menyediakan fitur seperti informasi, data,  serta news yang menjadi rekam jejak para kandidiat. Dari data yang tersedia tersebut dibuatkan fitur perbandingan apabila pengguna ingin membandingkan antra dua pasangan calon mana yang hendak dipilih oleh pengguna. Selain data dari kandidat, aplikasi ini menampilkan data dari indeks demokrasi Indonesia. Nilai tambah dari aplikasi ini ialah tersedianya fitur kampanye melalui whatsapp. Untuk perkembangan selanjutnya, pembuat aplikasi ini, developer aplikasi ini akan menambahkan data DPT, sehingga pengguna dapat mengecek nama dan TPS tempatnya memilih.

 

Juara 3 Janjimu”. Aplikasi ini dipilih sebagai juara ketiga dengan berbagai pertimbangan. Aplikasi ini memiliki kelebihan dapat beroperasi saat internet tidak aktif (offline). Pengguna dapat membuka dan melihat data yang ada di dalam aplikasi walaupun tidak terhubung dengan internet. Apabila terdapat data tambahan dalam aplikasi ini, pengguna dapat meng-update setiap saat ketika online.

 

Juara Kategori Khusus Disabilitas: “Blindformation.” Keunggulan aplikasi ini adalah menyediakan fitur-fitur untuk disabilitas, khususnya tunanetra, sehingga penyandang disabilitas dapat mengetahui dengan baik informasi dan pelaksanaan pemilu di Indonesia.

 

Juara Kategori Khusus Perempuan: “Gerbang Pilkada.” Aplikasi ini dipilih karena memiliki fitur khusus untuk mencari kandidat perempuan dalam Pilkada 2015. Selain itu aplikasi ini juga dibuat oleh perempuan ini, sehingga menjadi nilai tambah tersendiri, dimana salah satu alasan mengadakan kategori ini ialah untuk afirmasi pemilih dan developer perempuan.

 

Juara Kategori Visioner: “Pilkada Akses.” Kategori ini menghasilkan aplikasi yang memiliki nilai ke depan. Pemenangnya ialah aplikasi bernama Pilkada Akses. Aplikasi ini memiliki fitur crowdsourcing untuk pengumpulan data data TPS yang tidak aksesibel. Data-data yang dikumpulkan dapat menjadi bahan kajian KPU untuk ke depannya.

 

Pada akhirnya, menjadi sebuah kebanggaan melihat anak-anak bangsa dari berbagai penjuru negeri, mulai dari Palangkaraya, Bali, Banjarmasin, Nias, Balikpapan, Surabaya, Malang, Yogyakarta, Purwokerto, Palembang, Bandung dan Jabodetabek. Semua berpartisipasi dalam ajang lomba aplikasi ini, bahkan ada diaspora dari Pusan Korea Selatan. Ini merupakan bukti bahwa anak muda dan para developer peduli dengan demokrasi, khususnya pilkada di daerah masing-masing dan berupaya berkontribusi dengan caranya masing-masing, khususnya teknologi informasi.

 

Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline