RIAU ONLINE, PEKANBARU - Isu kekerasan seksual pada perempuan dan anak menjadi topik utama yang dibahas konsolidasi nasional aktivis Forum Perempuan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (FPBEMSI) di Pekanbaru, 6-8 November 2015. Isu tersebut menjadi sorotan karena beberapa tahun terakhir, banyak daerah di Indonesia mengalami darurat kekerasan anak.
Demikian dikatakan Putri Jonesti, koordinator Forum Perempuan BEM Seluruh Indonesia. "Dalam jangka pendek, kami mengajak mahasiswa untuk melakukan gerakan pencerdasan kepada masyarakat dalam melindungi dan memperhatikan anak," kata Putri dalam rilisnya yang diterima RIAUONLINE.CO.ID, Senin (9/11/2015). (BACA JUGA: Apa Itu Pasar Modal? Ini Jawabannya)
MoU dengan pemerintah, lanjut Putri, akan diperjuangkan aktivis perempuan sebagai implementasi kebijakan Forum Perempuan BEM Seluruh Indonesia.
“Turunnya angka kekerasan pada perempuan dan anak merupakan tujuan jangka panjang dari gerakan konsolidasi yang kami rancang,“ sebut Putri Jonesti yang juga mahasiswa dari Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Riau. (KLIK JUGA: Pertempuran Usir Belanda di Bengkalis dalam Sebuah Lukisan)
Pada peringatan Hari Internasional Penghapusan Kekerasan pada Perempuan, 25 November mendatang, FPBEMSI akan melakukan kampanye melalui media sosial dan pembagian poster di berbagai kampus di seluruh Indonesia.
Sekitar 16 kampus dari berbagai daerah di Indonesia ikut dalam acara konsolidasi yang digelar selama 3 hari. Di hari pertama, agendanya adalah seminar nasional dengan tema “Menagih Kiprah Perempuan Indonesia.” Salah satu narasumber yang dihadirkan adalah Ceu Popong, anggota DPR RI dari Komisi X.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline