RIAUONLINE, PEKANBARU - Unit Kejahatan dan Kekerasan Direktorat Resesre Kriminal Umum Kepolisian Daerah Riau dan Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resort Kampar berhasil meringkus lima bandit bersenjata api. Polisi masih memburu empat kawanan lainnya. Satu diantaranya merupakan oknum prajurit TNI.
Direktur Kriminal Umum Polda Riau Kombes Pol Rifai Sinambela dalam gelar perkara menjelaskan, kelima pelaku berinisial HR alias Pak De (46), JS alias Opung (54), BP alias Bambang (47), Hr alias Eri (26) dan RM alias Ramli (31).
"Kelimanya ditangkap terpisah pada Sabtu dan Minggu dinihari lalu," katanya. Senin (19/10/2015). (KLIK: Polda Riau Bekuk Perampok Bersenjata Api)
Dua pelaku pertama yang diringkus yakni JS dan HR di Kota Pekanbaru pada Sabtu (17/10). Dari penangkapan kedua pelaku tersebut, petugas melakukan pengembangan dan berhasil meringkus tiga lainnya yakni Bambang, Eri dan Raml di Kampar pada keesokan harinya Minggu dinihari.
Dari tangan para pelaku petugas berhasil mengamankan sejumlah barang bukti berupa gelang emas, sejumlah selongsong peluru AK 47, golok dan dua unit telepon genggam. Sementara itu, polisi menetapkan empat pelaku lainnya ke dalam daftar pencarian orang. (BACA: Bupati Ini Tak Paham Beda Sekat Kanal dengan Kanalisasi)
"Komplotan ini terdiri dari sembilan pelaku. Empat diantaranya kita tetapkan sebagai DPO, sementara satu dari empat pelaku yang DPO diketahui merupakan oknum TNI," jelasnya.
Sementara itu, dalam setiap aksinya para pelaku memiliki peran masing-masing dimana TF (DPO) sebagai eksekutor juga bertindak sebagai pimpinan komplotan itu. TF yang merupakan warga asal Provinsi Lampung itu memperkerjakan warga Kampar lokal untuk bekerjasama mencari calon korbannya.
Rifai menjelaskan para pelaku merupakan bandit bersenjata api yang kerap mengintai nasabah Bank sebagai korbannya. (LIHAT: Sangarnya Hakim di Riau, Enam Vonis Mati Sepanjang 2015)
"Dari catatan kita, setidaknya ada tiga korban perampokan bandit tersebut. Seluruh korban mengalami luka tembak pada bagian kaki," ujarnya.
Ketiga korbannya tersebut masing-masing mengalami kerugian berkisar Rp70 juta hingga Rp195 juta. Dia menjelaskan sebelum melancarkan aksinya mereka melakukan pengintaian dan pemetaan terlebih dahulu. Selanjutnya mereka meminta bantuan oknum TNI yang mereka sebut sebagai oknum "back up" aksi perampokan itu.
Rivai menjelaskan pihaknya telah mengantongi identitas oknum yang bersangkutan dan telah berkoordinasi dengan POM TNI untuk melakukan pengejaran. Sementara itu TF yang merupakan eksekutor terus dikejar petugas. Diduga yang bersangkutan melarikan diri ke Sumatera Selatan.