RIAU ONLINE, PEKANBARU - Belasan dosen Universitas Riau yang tergabung dalam Forum Dosen Muda (FDM) Universitas Riau menyatakan sikap terkait asap Riau yang telah terjadi selama 3 bulan terakhir ini. Bertempat di Gedung Dekanat, Kampus Universitas Riau Gobah, para akademisi ini menyampaikan sikap dan memandang masalah asap Riau ini adalah kesalahan bersama.
Koordinator FDR Universitas Riau, Muhammad Sahal menyebutkan, akar masalah asap disebabkan kesalahan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam pada lahan gambut oleh perusahaan HTI dan perkebunan sawit.
"Ini adalah kesalahan bersama karena masyarakat kita juga membudayakan menanam kelapa sawit. Buruknya pemanfaatan lahan gambut sebagai lahan perusahaan HTI adalah alasan yang meperburuk kondisi asap Riau yang berlangsung secara terus menerus. Padahal seharusnya ada pembatasan dan standar yang ketat dalam pemanfaatan lahan gambut hang jadi lahan dominan di Riau ini," terang Sahal kepada RIAUONLINE.CO.ID usai menyampaikan sikap dan tuntutan akademisi UR di Kampus Gobah, Kamis (8/10/2015) siang.
Para akademisi tersebut melihat memang ada kelalaian dari pemerintah. "Tahun 2015 ini adalah tahun terparah asap di Riau selama asap terjadi. Ini juga bisa dilihat dari korban asap yang terus bergelimpangan, baik yang sakit maupun meninggal. Maka dari itu kita meminta pemerintah untuk melakukan penanganan serius pada sektor kesehatan masyarakat," tegas Sahal. (BACA JUGA: Jokowi Akhirnya Mau Dibantu Singapura dan Malaysia Atasi Asap)
Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UR ini melihat penanganan kesehatan yang dikerahkan oleh pemerintah dengan adanya posko kesehatan di beberapa tempat, dinilai tidak efektif dan tidak dirasakan oleh semua orang. "Bagaimana mungkin posko kesehatan itu bisa steril dan sehat kalau dibangun di pinggir jalan? Apalagi fasilitasnya yang tak lengkap. Makanya kita menilai itu sangat tidak efektif," ungkapnya.
Forum Dosen Muda Universitas Riau menunutut pemerintah untuk menyediakan masker standar N95 kepada tiap warga Riau secara gratis karena hanya masker tersebutlah yang mampu menyaring polutan kandungan asap. Kedua mereka meminta untuk melakukan evaluasi terhadap eksistensi layanan kesehatan posko kesehatan yang ada di beberapa titik di Pekanbaru.
"Kita tak mau lagi ada korban jiwa atas asap yang terjadi di Riau ini. Sudah cukup banyak puluhan ribu orang yang tumbang karena ISPA dan beberapa yang meninggal. Maka dari itu kita meminta pemerintah untuk tanggap dan bertanggung jawab atas kewajiban mereka," tandas Sahal.