PP Muhammadiyah Larang Kadernya Temui PM Malaysia

pemuda-muhhammadiyah.jpg
(RIAUONLINE.CO.ID/ISTIMEWA)



RIAU ONLINE, PEKANBARU - keberangkatan Pemuda Muhammdiyah Provinsi Riau untuk menjumpai Perdana Menteri Malaysia menjadi perhatian banyak pihak di tengah makin masifnya bencana kabut asap. Wacana keberangkatan tersebut direspon berbagai kalangan, termasuk pemerintah dan petinggi Muhammadiyah di Jakarta. (BACA JUGA: 44 Penerbangan Batal, Penumpang Menumpuk di Bandara)

 

Setelah sempat ditunda dua hari lantaran masalah administratif, tiga Pemuda Muhmmadiyah Riau akhirnya harus gigit jari. Pasalnya Pengurus Pusat Muhammadiyah di Jakarta melarang keberangkatan Tiga Pemuda yang juga dosen komunikasi di Universitas Muhammadiyah Riau tersebut.

 

Tiga Pemuda Muhammadiyah Riau yang terdiri dari Jayus Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Kesehatan, Infa Wilindaya Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Assyari Abdullah sebagai anggota sudah merencanakan keberangkatan mereka semaksimal mungkin. (KLIK: Pasrah Sajalah, Biarlah Kami Mati Pelan-Pelan)

 

Ikhwal pelarangan keberangkatan tersebut disampaikan oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'thi melalui Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Riau yang juga diamini oleh Drs. H. Raja Ramli Ibrahim selaku Ketua Pimpinan Wilayah di komplek Muhammadiyah Riau sukajadi. “Benar, kemaren kita sudah mengkomunikasikan dengan PP Muhammadiyah, PP Muhammadiyah menyarankan kita untuk mengurungkan niat menjumpai Perdana Menteri Malaysia terkait bencana kabut asap, akan tetapi PP Muhammadiyah mempersilahkan menggunakan cara lain yaitu dengan mengirimkan surat untuk meminta pemadaman dan bantuan kemanusiaan,” tutur Raja melalui rilis yang diterima RIAUONLINE.CO.ID, Senin (5/10/2015).

 



Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Riau, Jon Hendri Hasan, juga mengatakan hal yang sama ketika di konfirmasi. “Iya benar pimpinan pusat telah berkomunikasi dengan pimpinan wilayah Provinsi Riau, yang intinya menyarankan tidak berangkat,” kata Jon.

 

Sementara itu, Jayus selaku Wakil Ketua Bidang Lingkungan Hidup dan Kesehatan Masyarakat, dalam jumpa pers, menyampaikan bahwa ia kecewa dengan keadaan ini dan dia harus membatalkan keberangkatan tim untuk meminta bantuan ke PM Malaysia terkait kabut asap yang melanda Provinsi Riau.

 

“Iya, kita sudah mendapatkan informasi tersebut, PP Muhammadiyah menyarankan kita tidak berangkat, kita sami’na wa ato’na (ikut dan patuh, red) saja. Kita akan melakukan langkah-langkah lain," katanya.

 

Jayus sangat menghormati keputusan tersebut, dan akan berupaya untuk melakukan cara lain yang strategis untuk merespon bencana kabut asap ini. Ia menambahkan, bahwa mereka bertiga meminta maaf kepada seluruh masyarakat Riau yang menaruh harapan besar terhadap langkahnya untuk meminta bantuan kepada orang nomor satu di Negri Melayu tersebut.

 

“Kami bertiga meminta maaf kepada seluruh masyarakat, karena kita tidak jadi berangkat meminta bantuan kepada negeri Melayu Serumpun yaitu malaysia terkait masalah Kabut Asap ini. Tetapi kita tidak berhenti disini, kita masih melakukan upaya-upaya lain, kami mohon doa restu dari seluruh masyarakat," ungkapnya. (BACA: Staf PT ASL Diperiksa Terkait Kasus Karhutla, Belum ada Tersangka)

 

Jayus, Infa Wilindaya dan Assyari Abdullah juga sudah mengupayakan pertemuan dengan Pemuda Muhammadiyah se-Sumatera di Pekanbaru. Ia juga melemparkan wacana “Berjamaah Melawan Asap” dalam pertemuan yang diagendakan dalam waktu dekat ini. Selain itu, mereka akan merangsang kader-kader pemuda muhammadiyah untuk menyampaikan opini menggunakan media massa dan sosial media sebagai bagian dari “Berjamaah Melawan Asap”.