RIAU ONLINE, PEKANBARU - Beberapa halte Bus Transmetro Pekanbaru ternyata dibangun bukan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. Bangunan yang dibangun ada menjorok ke jalan tersebut, ternyata dikerjakan oleh pihak ketiga dengan kompensasi iklan mereka dipasang di halte.
Selain itu, fakta yang RIAUONLINE.CO.ID temukan, pihak ketiga yang membangun halte itu, ternyata sudah habis kontraknya. Tak ayal, dengan kondisi seperti itu lumrah rasanya halte tidak terawat, kaca pecah malah tak diganti, kotor dan atap banyak yang bocor. Seperti disampaikan oleh netizen, Lucky Prawira di akun Instagramnya.
"Kalau sedang hujan, atap halte banyak juga yang bocor min. Sehingga air hujan netes ke dalam halte," tulis Lucky mengomentari posting RIAUONLINE.CO.ID, Kamis (13/8/2015).
(Baca Juga: Kaca Halte Pecah dan Tak Terawat)
Usai tak lagi diperpanjang kontrak pihak ketiuga tersebut, kini perawatan diserahkan ke Dinas Perhubungan. Sayangnya, Dinas Perhubungan baru menganggarkannya tahun 2016 mendatang.
Sebelumnya, pemandangan lazim di setiap halte bus Transmetro Pekanbaru banyak ditemukan kaca pecah, sampah berserakan disertai tak terawatnya halte.
Padahal, warga harus harus menunggu bus tiba hingga bermenit-menit dengan memandang kondisi halte bus yang terawat itu. Feby, siswa kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Pekanbaru, mengatakan, halte Transmetro kurang bersih, bahkan ada kaca pecah.
(Klik Juga: Ingin Tahu Berapa Gaji Sopir Transmetro Pekanbaru)
"Selain itu pelayanannya juga, ya kurang gitu deh kak, coba aja liat ni," ujarnya kepada RIAUONLINE.CO.ID, Rabu (12/8/2015).
Selain halte tak terawat, Feby menilai pelayanan Transmetro terhadap anak sekolah terkesan diskriminasi. "Kayak didiskriminasi gitu kak, mungkin karena anak sekolah yah, karena ongkos lebih murah terus nggak perlu dilayani ," ujar Feby.
Hal sama juga diungkapkan Hany. Ia mengatakan, beberapa halte TMP sangat memperhatinkan. "Seharusnya halte ini bersih, penumpang pun bisa nyaman," ujar Hany.
(Baca Juga: Anda Ingin Keliling Pekanbaru? Cukup dengan Rp 4.000)
Ia menilai, sopir bus Transmetro Pekanbaru seharusnya memperhatikan juga keselamatan penumpang. "Kadang TMP berhenti di halte masih jauh dari pintu bus ke bibir halte untuk turun atau naik. Itu juga bisa mengakibatkan kecelakaan kalau penumpang terburu-buru" kata Hany prihatin.
Meskipun pelayanan dan kondisi halte TMP seperti itu, alasan kenapa masih banyak yang menaiki, Hany menjelaska, karena bus tersebut menjadi akses termurah hingga tiba ke rumah mereka. Ia menaruh harapan besar baik halte maupun bus Transmetro Pekanbaru bisa lebih baik lagi dari segi kebersihan dan pelayanan.
Sukai/Like Fan Page Facebook RIAUONLINE dan Follow Twitter @red_riauonline