RIAU ONLINE, PEKANBARU - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru mengalami peningkatan. Dinas Kesehatan kota mendata kasus pada pertengahan bulan November 2022 mencapai 755 kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy menjelaskan, DBD adalah demam yang diikuti pendarahan di bawah kulit, selaput hidung dan lambung. Penularannya melalui virus dari nyamuk Aedes Aegypti.
Namun ada sejumlah gejala awal DBD yang bisa diantisipasi yakni, demam tinggi dengan kulit bintik merah. Lalu nyeri sendi atau otot hingga sakit perut disertai diare dan muntah.
Dirinya menjelaskan bahwa ada cara untuk pencegahan awal dalam DBD yakni dengan banyak minum air putih. Pasien bisa minum obat penurun panas dengan dan kompres kepala dengan air dingin.
"Bila memang kondisi tidak ada perubahan, bisa segera menghubungi dokter, guna mendapat penanganan medis," jelasnya, Selasa 22 November 2022.
Lebih lanjut ia menyebut, masyarakat bisa mengendalikan perkembangan nyamuk dengan menerapkan 3M plus. Mereka pun bisa memutus rantai penyebaran nyamuk.
Caranya dengan menutup tempat penampungan air, mengubur barang bekas, menguras bak air hingga menaburkan bubuk abate di penampungan air. Masyarakat bisa melakukan langkah pencegahan ini di lingkungannya.
Ia menyatakan, upaya mencegah penyebaran DBD bukan hanya tugas dari dinas kesehatan . Masyarakat juga bisa menjaga lingkungan sendiri dengan memastikan kondisi rumah yang bersih.
Pihaknya sudah melakukan tugas dengan upaya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Mereka juga siap menindaklanjuti dengan memberikan layanan kesehatan kepada pasien DBD.