Jangan Sembarangan Mencium Bayi, Ini Risikonya

Cium-Bayi.jpg
(Staticnak1983 via Parapuan.co)


Laporan: Dwi Fatimah

RIAUONLINE, PEKANBARU - Ketika melihat bayi baru lahir, wajar saja jika muncul rasa gemas dan ingin menciumnya. Tapi sebaiknya, kamu tidak sembarangan mencium bayi, apalagi jika dalam kondisi sakit. Pasalnya, bayi baru lahir lebih mudah untuk terkena infeksi. Untuk para orang tua, penting untuk tidak membiarkan siapapun mencium bayi di atau dekat mulut, khususnya selama 3 bulan pertama kelahiran.

Alasan paling mendasar tidak boleh mencium bayi baru lahir, karena imunitas atau daya tahan tubuh bayi masih belum matang. Pada beberapa minggu pertamanya, bayi baru lahir masih mengandalkan sisa antibodi dari ibunya sebagai imunitas sementara.

Imunitas tubuh bayi baru mulai matang ketika usianya menginjak 2-3 bulan. Namun, orang tua tetap harus membatasi kontak langsung antara bayi dengan orang sekitarnya, sebelum usianya menginjak enam bulan. Pada usia ini, bayi masih rentan untuk terinfeksi virus dan bakteri dari orang lain.

Beberapa virus yang mungkin menyerang bayi di antaranya virus influenza dan rotavirus, kemudian bakteri pertusis dan streptococcus. Bayi yang terkena penyakit influenza karena tertular dari ciuman orang dewasa, berisiko untuk terkena infeksi yang lebih serius seperti infeksi telinga, peradangan pada sinus, dan pneumonia (radang paru).

Sepasang kekasih dari Lowa beberapa waktu lalu, baru saja dikaruniai seorang buah hati terpaksa harus kehilangan kebahagian. Sebab, bayi yang baru berusia 18 hari itu meninggal karena terkena infeksi virus Herpes jenis HSV-1. Virus tersebut ditularkan lewat ciuman seseorang.

Melansir laman Healthline, Karin Nielsen, profesor klinis pediatri dari David Geffen School of Medicine , UCLA, mengatakan bahwa bayi memang rentan terinfeksi HSV-1 yang dapat menyebabkan herpes simpleks.

"Virus tersebut membuat orang yang terinfeksi mengalami herpes di sekitar bibir. Biasanya, virus ditularkan lewat ciuman seseorang," ucap Nielsen.

Dean Blumberg, spesialis penyakit menular anak-anak dari University of California Davis Children’s Hospital, mengimbau kepada orang tua agar benar-benar menjaga sang buah hati yang belum genap berumur satu tahun. Hal ini wajib dilakukan karena anak-anak sangat rentan terhadap infeksi pada bulan pertama kehidupannya.

"Sistem kekebalan tubuh anak akan menjadi lebih kuat dan yang seiring bertambahnya usia," ucap Blumberg.

Meningitis hanyalah salah satu penyakit berbahaya yang berakibat fatal bagi bayi yang baru lahir. Menurut Nielsen, anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi berisiko mengalami berbagai penyakit berbahaya.

Melansir Hello Sehat, berikut penyakit berbahaya yang bisa ditularkan oleh orang dewasa:

Herpes simpleks

Salah satu penyakit yang bisa menimpa Si Kecil jika ia dicium oleh orang lain adalah penyakit Herpes yang disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 (HSV 1). Herpes pada bayi dapat menyebabkan Si Kecil mengalami beberapa gejala, seperti:

Lebih rewel atau tampak kesakitan.

Muncul luka dan lepuhan serta ruam pada bibir dan kulit di sekitarnya.

Demam.

Kurang mau menyusui atau makan.

Gusi merah dan bengkak.

Muncul benjolan di leher akibat pembengkakan kelenjar getah bening

 



Mononukleosis

Bayi yang sering dicium bisa terkena penyakit yang disebut Mononukleosis Virus Epstein-Barr merupakan penyebab penyakit ini. Karena virus ini terdapat pada liur, maka penularannya tak hanya terjadi ketika seseorang yang terinfeksi mencium bayi, tapi juga saat orang tersebut batuk atau bersin di dekatnya.

Bayi yang menderita penyakit ini akan menunjukkan tanda dan gejala berupa:

Demam.

Tampak lemas dan kurang mau bermain.

Rewel karena kesakitan.

Ruam kulit.

Kurang mau makan atau menyusui.

Pembengkakan kelenjar getah bening.

 

Sariawan karena infeksi jamur

Jamur Candida adalah mikroorganisme normal yang menumpang hidup di dalam mulut, kulit, dan saluran pencernaan setiap orang dewasa. Saat seseorang mencium bayi, maka jamur ini bisa berpindah ke dalam mulut bayi

Jika hal ini terjadi, maka bayi yang sering dicium tersebut akan rentan mengalami sariawan mulut akibat infeksi jamur Candida.

Bayi yang terkena infeksi jamur di mulutnya akan mengalami tanda gejala berupa muncul bercak-bercak atau lapisan putih di dalam mulut, lidah, langit-langit, serta gusinya, sudut mulut bayi tampak kering dan pecah-pecah, rewel, dan kurang mau menyusui karena mulutnya terasa perih.

 

Meningitis bakteri

Meningitis yang diakibatkan oleh infeksi bakteri merupakan kondisi serius yang dapat membahayakan nyawa bayi. Saat terkena meningitis, bayi akan menunjukkan gejala-gejala berupa:

Lemas dan tidak aktif bergerak.

Demam.

Kejang.

Leher kaku.

Muntah-muntah dan tidak mau makan atau menyusui.

 

Cenderung tertidur dan sulit dibangunkan.

Bayi yang terkena meningitis bakteri perlu mendapatkan penanganan dari dokter anak di rumah sakit secepat mungkin. Penyakit ini membutuhkan pengobatan dengan antibiotik yang diberikan melalui suntikan lewat infus. Jika kondisi bayi sudah parah, ia akan membutuhkan perawatan di ruang PICU

Apabila terlambat ditangani, bayi yang terkena meningitis bakteri bisa mengalami komplikasi fatal, seperti sepsis dan kerusakan otak permanen. Kerusakan otak ini bisa menyebabkan bayi mengalami cacat, misalnya kehilangan fungsi pendengaran, gangguan tumbuh kembang, maupun lumpuh.

Lalu, apa yang harus dilakukan orangtua untuk menjaga buah hati yang baru saja lahir?

Setiap bagian tubuh manusia dihuni oleh bakteri dan virus. Meski tidak berbahaya bagi orang dewasa, virus dan bakteri tersebut sangat mengancam bayi yang baru lahir karena sistem kekebalan tubuh mereka yang masih lemah.

Oleh karena itu, orangtua sebaiknya melakukan tindakan pencegahan sebelum memeluk atau mencium bayi mereka, dan memperingati orang lain untuk melakukan hal yang sama. Berikut tindakan pencegahan yang harus dilakukan orangtua demi kesehatan sang bayi:

Secara teratur menjaga kebersihan pribadi dan mulut.

Jaga kebersihan mulut bayi karena ia akan banyak mengeluarkan air liur.

Jangan lupa mencuci tangan sebelum Anda menyentuh bayi.

Mandikan bayi secara teratur.

Gunakan tisu bayi untuk membersihkan mulut dan wajah bayi agar tetap segar.

Edukasi teman, keluarga, dan kerabat tentang tindakan pencegahan ini.

Tempatkan perlengkapan bayi dan produk-produk kebersihan terpisah dari barang-barang orang lain di rumah.

Orang yang memiliki masalah pernapasan seperti pilek, influenza atau batuk kronis yang tidak terdiagnosis, cacar air atau penyakit usus, tidak boleh mencium bayi.